REPUBLIKA.CO.ID, Kampanye militer Rusia melawan Ukraina bertujuan untuk memusnahkan budaya tetangganya di Eropa timur. Demikian disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat.
Biden mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hanya berusaha untuk merebut Ukraina, tetapi dia benar-benar berusaha untuk menghapus budaya dan identitas rakyat Ukraina.
"Putin menyerang sekolah, rumah sakit, museum tanpa tujuan lain selain untuk menghilangkan budaya, serangan langsung terhadap tatanan internasional berbasis aturan," kata Biden saat upacara kelulusan di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland.
Komentar dari Biden itu muncul saat Rusia meningkatkan serangannya di Ukraina timur dengan harapan dapat merebut jantung industri negara itu.
Kremlin sebelumnya menarik diri dari Ukraina utara di tengah perlawanan keras dari pasukan Kyiv, dan berusaha untuk mengkalibrasi ulang serangannya di Donbass timur.
Ukraina pada Kamis mengatakan bahwa pasukan Rusia berusaha untuk mendapatkan kendali penuh atas wilayah Luhansk dan Donetsk Ukraina, yang secara kolektif terdiri dari Donbass, tetapi upaya mereka tidak berhasil.
Itu terjadi ketika Pentagon memperingatkan bahwa pasukan Moskow telah membuat "keuntungan baru" di wilayah tersebut.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/biden-rusia-mencoba-musnahkan-budaya-ukraina/2599623.
Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa di Donbass itu menjadi sedikit lebih berantakan. "Setiap hari secara harfiah ada tanah yang saling bertukar tangan," ujar dia dalam indikasi pertikaian teritorial yang terjadi saat Ukraina melakukan "perlawanan yang kaku."
Menurut PBB, setidaknya 4.301 warga sipil telah tewas dan 4.735 terluka sejak perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari. Jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Lebih dari 6,6 juta orang telah melarikan diri ke negara lain, sementara lebih dari 7,7 juta telah mengungsi. Itu mewakili kira-kira sepertiga dari populasi sebelum perang Ukraina yang berjumlah 43 juta orang.