Laporan itu juga menyebut Laos sebagai salah satu negara yang paling terkena dampak perdagangan sabu-sabu dari Myanmar. Salah satu penggerebekan narkoba terbesar di Asia dilakukan di Laos Oktober lalu. Polisi menyita lebih dari 55,6 juta pil metamfetamin dalam satu penggerebekan. Mereka juga menyita 65 kantong kristal sabu-sabu.
Badan PBB itu mengatakan, perhatian harus diberikan karena perusahaan kriminal menargetkan Kamboja sebagai lokasi produksi narkoba. Satu laboratorium rahasia yang dibongkar di sana tahun lalu adalah fasilitas skala industri yang didirikan untuk memproduksi ketamine dan kemungkinan obat lainnya. Ketamine digunakan secara sah sebagai obat bius, tetapi penggunaan non-medis dan pembuatannya secara rahasia menjadi perhatian badan PBB tersebut.
Banyak negara mencoba menghentikan produksi sabu-sabu dengan mencekik pasokan prekursor, biasanya efedrin dan pseudoefedrin, yang paling dikenal karena digunakan dalam obat-obatan dekongestan. Namun, badan PBB itu mengatakan, beberapa produsen sabu-sabu jelas telah belajar membuat prekursor ini dari zat yang tidak diatur yang dapat diperdagangkan secara bebas dan legal.