Selasa 31 May 2022 00:43 WIB

Mesir Kecam Israel setelah Ekstremis Menyerbu Masjid Al-Aqsa

Mesir mengutuk otoritas Israel karena mengizinkan ekstremis menyerbu halaman Al-Aqsa

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Wanita Palestina berdoa selama bulan suci Islam Ramadhan di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, Jumat, 8 April 2022. Mesir mengutuk otoritas Israel karena mengizinkan ekstremis menyerbu halaman Al-Aqsa.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Wanita Palestina berdoa selama bulan suci Islam Ramadhan di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, Jumat, 8 April 2022. Mesir mengutuk otoritas Israel karena mengizinkan ekstremis menyerbu halaman Al-Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir mengutuk otoritas Israel karena mengizinkan ekstremis menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi. Serbuan ini dilakukan mereka dalam aksi pawai bendera Israel.

Dilansir Arab News pada Senin (30/5/2022), Kementerian Luar Negeri Mesir memperingatkan konsekuensi dari perilaku ini, yang dapat memicu lebih banyak ketegangan dan eskalasi dalam stabilitas situasi di wilayah Palestina. Juru bicara resmi kementerian, Duta Besar Ahmed Hafez, menekankan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah wakaf Islam murni bagi umat Islam dan kebutuhan untuk menghentikan setiap pelanggaran yang menargetkan identitas Arab, Islam dan Kristen dari kota Yerusalem dan semua kesuciannya, serta mengubah situasi historis dan hukum yang ada.

Baca Juga

Hafez meminta otoritas Israel untuk memikul tanggung jawab mereka sesuai dengan aturan hukum internasional dan segera turun tangan untuk menghentikan praktik provokatif ini. Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, dalam pertemuan dengan pejabat Fatah Jibril Rajoub, mengatakan perluasan aktivitas permukiman yang terus berlanjut, baik melalui pembangunan permukiman baru atau perluasan yang sudah ada, perampasan tanah, dan pemindahan warga Palestina merusak peluang mencapai solusi dua negara dan prospek terciptanya perdamaian yang menyeluruh dan adil di kawasan.

Dia menekankan posisi tegas Mesir dalam mendukung perjuangan Palestina, hak-hak sah rakyat Palestina bersaudara, dan pentingnya menciptakan suasana yang damai untuk menghidupkan kembali negosiasi yang mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Rajoub memberi tahu Shoukry tentang tantangan paling menonjol di arena Palestina, termasuk meningkatnya kekerasan dan pelanggaran baru-baru ini terhadap Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Wilayah Pendudukan. Dia menyampaikan apresiasi atas dukungan Mesir terhadap perjuangan Palestina, upayanya untuk mencapai rekonsiliasi nasional Palestina, dan dukungan bagi rakyat Palestina dalam menghadapi berbagai tantangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement