REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengatakan para pemimpin negara anggota sepakat melarang ekspor minyak Rusia ke-27 negara yang bergabung dalam blok tersebut. Langkah terbaru menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.
"Ini mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak dari Rusia, memotong banyak sumber pembiayaan mesin perangnya," cicit Michel di Twitter, Selasa (31/5/2022).
Ia menambahkan para pemimpin blok Eropa juga setuju untuk memotong bank terbesar Rusia yakni Sberbank dari sistem SWIFT. Serta melarang tiga stasiun televisi Rusia lagi untuk mengudara di Eropa.
Sebelumnya Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa sudah menyetujui "prinsip-prinsip" melarang impor minyak Rusia. Langkah terbaru untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.
"Saya sangat senang para pemimpin dapat sepakat dalam prinsipnya pada paket sanksi keenam," kata von der Leyen pada wartawan di hari pertama pertemuan Uni Eropa di Brussels, Selasa.
"Kini seharusnya Dewan dapat memfinalisasi larangan hampir 90 persen semua impor minyak Rusia pada akhir tahun. Ini merupakan langkah maju yang penting. Sisanya hanya 10 persen, kami akan segera kembali ke masalah 10 persen minyak pipa ini," tambahnya.
Sebelum pertemuan di Brussel, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan ia yakin akan ada "solusi baik" dalam buntunya upaya Uni Eropa mengembargo minyak Rusia. Scholz yakin solusinya akan segera ditemukan.
Scholz mengatakan sejauh ini persatuan Eropa dalam menghadapi serangan Rusia ke Ukraina memberikan sinyal yang baik. "Dan saya sangat yakin kami juga akan melakukan sesuatu di masa depan," katanya.