REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Tujuan sanksi Uni Eropa adalah untuk memaksa Rusia mengakhiri perangnya terhadap Ukraina dan merundingkan kesepakatan damai, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Selasa (1/6/2022).
"Tujuan dari sanksi tersebut adalah untuk membuat Rusia mengakhiri perang ini, menarik pasukannya dan duduk bersama para pihak untuk merundingkan perdamaian," kata Scholz pada konferensi pers setelah pertemuan Dewan Eropa di Brussels.
Kanselir Jerman Scholz mengatakan paket sanksi keenam, yang mencakup embargo impor minyak Rusia pada akhir tahun, “akan memberikan kontribusi lain terhadap Rusia yang harus membayar konsekuensi atas tindakannya.”
“Sebagai konsekuensi dari keputusan yang kami ambil, sekitar 90 persen ekspor minyak Rusia akan terpengaruh,” tutur dia, seraya menambahkan bahwa beberapa negara Eropa untuk sementara dibebaskan dari sanksi atau semua pengiriman yang datang melalui pipa karena negara-negara ini akan mengambil langkah-langkah transisi dan akan membutuhkan waktu bagi mereka untuk mempersiapkannya.
Baca juga : Lavrov: GCC Tolak Gabung Barat dan Jatuhkan Sanksi ke Rusia
Minyak Rusia yang diangkut melalui pipa Druzhba era Soviet untuk Hongaria, Republik Ceko dan Slovakia dibebaskan dari embargo.
Semua sanksi akan mempersulit Rusia untuk bertindak secara efisien,” kata pemimpin Jerman itu.
Dia menambahkan bahwa pertemuan dua hari para pemimpin Uni Eropa “telah menyajikan dengan jelas gambaran persatuan dan menunjukkan serta menyatakan solidaritas yang besar dengan Ukraina.”
Mengenai rencana Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan, Scholz mengatakan “angkatan bersenjata federal akan jauh lebih lengkap, akan jauh lebih kuat sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertahanan kita bersama.”
Para pemimpin dunia termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Scholz terus mendesak solusi damai untuk perang, yang dimulai pada Februari dan telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, dan memaksa lebih dari 6,3 juta orang-orang di Ukraina untuk melarikan diri ke luar negeri.
Dalam sebuah wawancara awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan diplomasi pada akhirnya akan mengakhiri perang, meskipun negosiasi saat ini ditangguhkan.
Baca juga : Mengapa Konflik Rusia-Ukraina tak Kunjung Usai?