REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Keamanan Kesehatan UK (UKHSA) telah menemukan episentrum wabah cacar monyet di Inggris Raya. Dari 6 hingga 31 Mei, UKHSA mencatat, ada 190 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi. Sebanyak 183 berada di Inggris, empat di Skotlandia, dua di Irlandia Utara, dan satu di Wales.

Untuk kasus di Inggris, UKHSA mengungkap bahwa 86 persen kasus berada di satu kota. Sejauh ini, London memiliki kasus terbanyak dengan 132 kasus yang teridentifikasi. Hotspot kedua adalah Southeast dengan 10 kasus yang ma monyet. Hasilnya, sebanyak 111 kasus diketahui gay, biseksual, atau laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki (GBMSM). Hanya dua kasus yang terjadi pada perempuan.

"Investigasi sementara telah mengidentifikasi kaitan kasus dengan bar dan sauna gay serta penggunaan aplikasi kencan di Inggris dan luar negeri," kata UKHSA, seperti dilansir The Sun, Kamis (2/6/2022).

UKHSA mengatakan, investigasi akan dilanjutkan, tetapi saat ini tidak ada faktor tunggal atau paparan yang menghubungkan kasus-kasus yang telah diidentifikasi. Direktur Regional London untuk Kesehatan Masyarakat, Profesor Kevin Fenton mengatakan bahwa cacar monyet bisa menyerang siapa saja.

"Tetapi kita tahu bahwa banyak diagnosis terbaru adalah pada pria gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria lain, banyak di antaranya tinggal atau memiliki link ke London," kata dia.

Prof Fenton juga mengingatkan semua orang tentang gejala cacar monyet, terutama pria gay dan biseksual untuk waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kekhawatiran akan penyakit ini. Dia mengatakan bahwa risiko stigma dan ketidakpastian di sekitar komunitas gay termasuk tinggi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika