REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, ada kekuatan “musuh asing” yang berusaha menggulingkan pemerintahan di negaranya. Dia menyebut, aksi protes dan demonstrasi baru-baru ini terjadi akibat intervensi mereka.
“Hari ini, harapan terpenting musuh untuk menyerang negara didasarkan pada protes rakyat. Tapi perhitungan musuh sama salahnya dengan yang sebelumnya,” kata Khamenei pada Sabtu (4/6/2022), mengacu pada protes selama sepekan atas runtuhnya sebuah bangunan di barat daya Iran bulan lalu yang menewaskan 37 orang.
Bulan lalu, sebuah bangunan 10 lantai di Abadan runtuh dan menyebabkan 37 orang tewas. Otoritas di sana menyalahkan insiden itu pada praktik korupsi di tingkat pemerintah kota dan keamanan yang lemah.
Setelah kejadian itu, 13 orang, termasuk wali kota dan pejabat lainnya, ditangkap dengan tuduhan pelanggaran konstruksi.
Meski penindakan telah diambil, masyarakat di Abadan tetap menggelar demonstrasi. Mereka mengatakan, insiden itu bersumber dari kelalaian pemerintah dan praktik korupsi yang mengakar. Dalam aksinya massa meneriakkan jargon-jargon anti-pemerintah, termasuk terhadap Khamenei.
Otoritas Iran kemudian dilaporkan memadamkan layanan internet di wilayah tersebut. Hal itu guna menghentikan warga mengatur gerakan demonstrasi lewat media sosial dan menyebarkan konten berupa foto atau video terkait aksi mereka. Pihak berwenang Iran telah memperingatkan warga untuk mengonsumsi informasi dari media resmi dan menghindari rumor yang beredar di dunia maya.
Gelombang unjuk rasa mengemuka di negeri mullah itu. Dalam unjuk rasa Ahad (15/5/2022) para demonstran memperluas tuntutan mereka. Pengunjuk rasa meminta kebebasan politik yang lebih besar, pemerintah dan para pemimpinnya saat ini untuk turun.
Berdasarkan video yang disebarkan di media sosial terlihat para demonstran membakar foto Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Mereka juga Reza Pahlavi, putra penguasa yang diasingkan untuk pulang.
Video di Twitter memperlihatkan unjuk rasa di berbagai provinsi mulai dari Ardabil, Khuzestan, Lorestan dan Razavi Khorasan. Sementara media pemerintah melaporkan ketertiban sudah ditegakan kembali.
Namun unjuk rasa terus berlanjut di 40 kota dan kabupaten di seluruh Iran termasuk Kota Quchan, Kota Rasht dan Kota Hamedan. Keaslian unggahan di media sosial belum dapat diverifikasi secara mandiri.
Pada Jumat (13/5/2022) kantor berita Iran, IRNA melaporkan beberapa toko "di sejumlah kota dibakar" mendorong polisi menangkap para "provokator".
Kantor berita semi-resmi ILNA mengutip anggota parlemen yang mengatakan setidaknya satu orang pengunjuk rasa di Kota Dezful meninggal dunia. Kota itu terletak di provinsi kaya minyak Khuzestan. Tapi video di Twitter menunjukkan setidaknya empat orang tewas terbunuh pasukan keamanan.