REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya siap mendukung kelancaran ekspor gandum dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina yang kini berada di bawah kendali pasukan Rusia. Konflik antara Moskow dan Kiev diketahui telah melambungkan harga gandum dunia.
"Kami akan mendukung pengangkutan damai, kami menjamin keamanan pendekatan ke pelabuhan-pelabuhan ini, kami akan mendukung panggilan kapal asing dan lalu lintas mereka di Laut Azov serta Laut Hitam ke segala arah," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan Rossiya-1 TV Channel, Jumat (3/6).
Putin menekankan, Rusia tidak akan mengajukan syarat apa pun untuk hal tersebut. Menurut dia, banyak kapal tertunda di pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Jumlahnya, kata Putin, mencapai puluhan. “Mereka hanya dikunci di sana dan, omong-omong, para awak (kapal) ditahan di sana sebagai sandera sampai sekarang,” ucapnya.
Sebelumnya Putin membantah kabar bahwa negaranya mencegah pelabuhan Ukraina mengekspor gandum. Kendati demikian, dia mengatakan solusi terbaik untuk mengirim komoditas tersebut adalah melalui Belarusia.
“Jika seseorang ingin menyelesaikan masalah ekspor gandum Ukraina, tolong, cara termudah adalah melalui Belarusia. Tidak ada yang menghentikannya. Tapi untuk melakukan hal ini, Anda harus mencabut sanksi dari Belarusia,” kata Putin.
Menurut Putin, saat ini negara-negara Barat berusaha menutupi kesalahan kebijakan mereka sendiri dengan menyalahkan Rusia atas masalah di pasar pangan global. Dia menilai, masalah tersebut akan memburuk karena sanksi Inggris dan Amerika Serikat (AS) terhadap pupuk Rusia.
Terkait ekspor gandum, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mengatakan, dia siap mengizinkan transit gandum Ukraina ke pelabuhan Jerman, Polandia, Baltik, atau Rusia melalui wilayah negaranya. Namun sebagai imbalannya Belarusia diizinkan mengirim barang-barang dari pelabuhan-pelabuhan tersebut.
Ukraina dan Rusia adalah pemain besar dalam produksi pangan dunia. Menurut PBB, mereka mewakili 53 persen perdagangan global minyak bunga matahari dan biji-bijian, serta 27 persen gandum. Di Afrika, 25 negara mengimpor lebih dari sepertiga gandum mereka dari Ukraina dan Rusia.
Selain itu, Rusia dan Ukraina mengekspor 28 persen pupuk yang terbuat dari nitrogen dan fosfor, serta kalium. Konflik telah menghambat Ukraina melakukan pengiriman pasokan ke luar negeri. Sementara sanksi Barat telah mencegat Rusia mengekspor komoditasnya.