REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Dalam Negeri Israel, Ayelet Shaked, telah mengajukan rencana untuk meningkatkan pembangunan perumahan bagi pemukim Yahudi di daerah Negev dan Jaleel. Menurut harian Israel Hayom, Dewan Perencanaan dan Konstruksi Regional dijadwalkan untuk membahas rencana Shaked pada pekan depan.
Shaked mengajukan rencana untuk menambah 10.000 rumah bagi pemukim Yahudi di Kota Negev dan Kota Jaleel. Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah pemukim di kedua kota tersebut menjadi sebesar 50 persen, atau meningkatkan jumlah keluarga pemukim dari 400 menjadi 600.
Dilansir Middle East Monitor, Ahad (5/6/2022), rencana tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah rumah pemukim di Haifa dan Ashkelon sebesar 30 persen, dan di pusat Israel sebesar 15 persen.
Menurut rencana Shaked, rumah-rumah di Negev dan Jaleel akan digandakan dengan membagi rumah-rumah yang sudah ada tanpa mengubah status kepemilikan rumah-rumah tersebut. Mereka akan tetap terdaftar sebagai satu rumah.
Rencana penambahan pembangunan pemukiman tersebut akan memperkuat keberadaan pemukim di Kota Negev dan Kota Jaleel. Kedua kota tersebut menderita krisis demografis terkait dengan kepadatan rendah di antara penduduk Yahudi.
Rencana pembangunan pemukiman ini bertujuan untuk membanjiri generasi muda Yahudi baru ke daerah-daerah yang didominasi populasi Yahudi usia tua atau lansia. Otoritas Pendudukan Israel telah membatasi lingkungan Palestina di Kota Jaleel. Pada saat yang sama, mereka menyita sebagian besar tanah milik Palestina dengan beberapa dalih.