REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pada 7 Juni 1981 Israel mengebom pabrik nuklir yang dibangun Prancis di dekat ibu kota Irak, Baghdad. Israel yakin bahwa pabrik nuklir itu dirancang untuk membuat senjata nuklir dengan tujuan menghancurkan Israel.
Serangan ini adalah serangan udara pertama di dunia terhadap pembangkit nuklir. Perdana Menteri Israel Menachem Begin kala itu memerintahkan penghancuran reaktor yang bernama Osirak. Reaktor itu berjarak 18 mil dari selatan Baghdad.
Begin memerintahkan sejumlah pencegat F-15 dan pengebom tempur F-16 yang dirahasiakan untuk meluluhlantakkan Osirak. Komando militer mengatakan semua pesawat Israel kembali dengan selamat.
Menurut sumber di industri atom Prancis, reaktor bertenaga uranium 70 megawatt hampir selesai pengerjaannya. Namun belum diisi dengan bahan bakar nuklir sehingga tidak ada bahaya kebocoran.
Pemerintah Israel kemudian menjelaskan alasan serangan itu dalam sebuah pernyataan. "Bom atom yang mampu diproduksi oleh reaktor itu baik dari uranium yang diperkaya atau dari plutonium, akan berukuran Hiroshima. Dengan demikian, bahaya mematikan bagi rakyat Israel semakin meningkat," kata pernyataan Israel kala itu seperti dilansir laman BBC History, Selasa (7/6/2022).
Serangan ini dilakukan hari itu karena diyakini reaktor akan selesai segera baik pada awal Juli atau awal September 1981. Israel mengkritik Prancis dan Italia karena memasok bahan nuklir ke Irak. Israel berjanji untuk mempertahankan wilayah mereka dengan segala cara.
"Kami sekali lagi meminta mereka untuk berhenti dari tindakan yang mengerikan dan tidak manusiawi ini. Dalam keadaan apa pun kami tidak akan membiarkan musuh mengembangkan senjata pemusnah massal terhadap rakyat kami," kata Israel dalam pernyataannya.
Serangan itu terjadi pada Ahad untuk mencegah melukai pekerja Prancis di lokasi yang akan mengambil hari libur. Reaktor Osirak adalah bagian dari kompleks yang mencakup reaktor kedua yang lebih kecil yng juga buatan Prancis dan reaktor uji buatan Soviet yang sudah digunakan. Irak menyangkal reaktor itu ditakdirkan untuk memproduksi senjata nuklir.