REPUBLIKA.CO.ID, SANTO DOMINGO -- Menteri Lingkungan Republik Dominika, Orlando Jorge Mera, ditembak mati di kantornya pada Senin (6/6/2022). Juru bicara kantor kepresidenan, Homero Figueroa, mengatakan, tersangka penembakan diidentifikasi sebagai Miguel Cruz dan telah ditangkap.
Figueroa mengatakan, Cruz adalah teman masa kecil menteri. Namun Figueroa tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait motif serangan itu.
Staf di Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam mengatakan, mereka mendengar setidaknya tujuh tembakan dari dalam gedung. Polisi tiba di lokasi tak lama setelah terjadi penembakan.
Mera berasal dari keluarga politik yang kuat. Dia adalah putra mantan Presiden Salvador, Jorge Blanco, yang menjabat dari 2002 hingga 2006. Sementara saudara perempuannya adalah wakil menteri dalam pemerintahan Presiden Luis Abinader.
Mera meninggalkan seorang istri, Patricia Selma Villegas, dan dua anaknya. Salah satu putra Mera, Orlando Jorge Villegas, adalah seorang legislator federal dan anggota Partai Revolusioner Modern.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami,” ujar pernyataan kantor Presiden Luis Abinader.
Mera juga adalah seorang pengacara dan anggota pendiri partai Revolusioner Modern. Dia diangkat menjadi menteri lingkungan hidup dan sumber daya alam pada Agustus 2020.
Keluarga Mera mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa, pelaku merupakan teman Orlando Jorge Mera sejak kecil. Keluarga telah memaafkan pelaku dan menyerahkan kasus ini kepada pihak berwenang.
“Keluarga kami memaafkan orang yang melakukan ini. Salah satu warisan terbesar Orlando adalah tidak menyimpan dendam," ujar pernyataan keluarga, dilansir The Guardian, Selasa (7/6/2022).
Polisi dan petugas darurat mengepung kantor Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Ibu Kota Santo Domingo. Kantor Mera terletak di lantai empat gedung yang juga menampung Kementerian Pariwisata.
"Kematian Mera adalah tragedi. Kami para Dominikan harus bersatu untuk mencapai pakta perdamaian dan hidup berdampingan secara damai. Tidak ada lagi kekerasan," ujar Direktur Eksekutif Kabinet Inovasi Pemerintah, Bartolome Pujals.