REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Kiev tidak akan puas dengan stalemate---upaya penyelesaian perselisihan saat kedua belah pihak memiliki kekuatan seimbang---dalam perang dengan Rusia. Ia menegaskan Ukraina bertujuan untuk mendapatkan kembali kendali atas semua wilayahnya yang diduduki oleh Rusia.
"Kami telah kehilangan terlalu banyak orang untuk menyerahkan wilayah kami begitu saja," kata Zelensky melalui tautan video di sebuah acara yang diselenggarakan oleh FT Live, Selasa.
Kiev sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Rusia sekarang menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk di sebelah timur dan selatan."Kami tidak akan mempermalukan siapa pun, kami akan menanggapi dengan cara yang sama," kata Zelenskiyy, ketika ditanya tentang seruan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk tidak "mempermalukan" Rusia agar pintu tetap terbuka bagi solusi diplomatik.
Ukraina berharap pengiriman persenjataan jarak jauh dari Barat, termasuk HIMARS Amerika Serikat dan sistem roket artileri M270 Inggris, dapat membantu mendorong mundur pasukan Rusia.
Zelenskiyy juga mengatakan dia "sangat senang" bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, salah satu sekutu setia Ukraina, selamat dari mosi tidak percaya di antara anggota parlemen dari Partai Konservatif yang memerintah pada Senin (6/6).
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk membasmi apa yang dikatakannya sebagai ancaman terhadap keamanannya.Ukraina dan sekutu Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.Moskow telah memfokuskan serangannya di wilayah Luhansk dan Donetsk, atau dikenal sebagai Donbas, setelah pasukannya dikalahkan di pinggiran Kiev pada Maret dan mundur dari kota terbesar kedua Kharkiv bulan lalu.