REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH – Bertepatan dengan tanggal hari ini, 8 Juni pada 632 M silam, Baginda Rasulullah Muhammad shallalahu ‘alaihi wassalam (SAW) mengembuskan napas terakhirnya di Madinah, yang kini bernama Arab Saudi. Sosok pemimpin dan suri teladan umat Islam meninggal di pelukan istrinya Aisyah.
Dalam sejarah yang dirangkum laman History, Rabu (8/6/2022), Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dari keluarga yang sangat sederhana. Nabi Muhammad SAW menikah dengan seorang janda kaya pada usia 25 tahun dan hidup 15 tahun berikutnya sebagai pedagang biasa.
Pada 610 M, di sebuah gua di Gunung Hira di utara Makkah, Muhammad SAW mendapat wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Wahyu-wahyu yang diterimanya kemudian terkumpul menjadi kitab suci Alquran yang menjadi pedoman hidup umat Islam.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir sekaligus sebagai nabi penyempurna tradisi Yahudi-Kristen. Baginda mengadopsi teologi agama-agama lebih tua sambil memperkenalkan ajaran baru, yaitu Islam. Ajarannya juga membawa persatuan bagi suku Baduy di Arab.
Pada musim panas 622 M, Muhammad SAW hijrah ke Madinah sejauh 200 mil sebelah utara Makkah. Di sana ia diberi kekuatan politik yang cukup besar.
Di Madinah, Rasulullah SAW membangun sebuah pemerintahan teokratis dan mengelola kerajaan yang berkembang dengan sangat pesat. Setelah Bagunda wafat, Muhammad SAW diakui sebagai pemimpin yang sangat sukses di seluruh Arab selatan hingga aktif di Kekaisaran Timur, Persia, dan Ethiopia.
Pada perjalanannya, Islam menjadi kepercayaan terbesar yang pernah ada di dunia, yang terbentang dari India ke Timur Tengah dan Afrika Utara serta sampai ke Semenanjung Iberia di Eropa Barat. Penyebaran Islam berlanjut setelah berakhirnya penaklukan di Arab. Banyak agama di Afrika dan Asia mengadopsi agama tersebut. Saat ini Islam adalah agama terbesar kedua di dunia.
Baca juga : Delapan Poin Pernyataan Sikap MUI Terkait Penghinaan Nabi Muhammad oleh Politikus India
Sumber: history