REPUBLIKA.CO.ID., CO.ID., ANKARA -- Presiden Ukraina mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendesak masyarakat internasional "untuk tidak mempermalukan Rusia."
“Saya benar-benar tidak mengerti… mempermalukan Rusia. Selama delapan tahun, mereka telah membunuh kita. Apa yang sedang kita bicarakan di sini?" ucap Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada Selasa (7/6/2022).
Zelenskyy mengatakan Macron tahu bahwa Rusia telah gagal menerapkan perjanjian damai di bawah proses Minsk dan perjanjian ini belum mengakhiri pertempuran di Donbas sejak 2014.
"Kita tidak boleh mempermalukan Rusia sehingga hari ketika pertempuran berhenti, kita dapat membangun jalan keluar melalui cara-cara diplomatik," ucap Macron pada Jumat seperti mengulangi pernyataannya pada awal Mei.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mengecam kepemimpinan Prancis terkait persoalan ini.
“Seruan menghindari penghinaan terhadap Rusia hanya dapat mempermalukan Prancis dan setiap negara lain yang menyerukannya. Karena Rusialah yang mempermalukan dirinya sendiri. Kita semua lebih baik fokus pada bagaimana menempatkan Rusia pada tempatnya. Ini akan membawa kedamaian dan menyelamatkan nyawa.”
Dalam sebuah wawancara dengan televisi publik Italia RAI pada 13 Mei, Zelenskyy menyatakan Macron meminta Ukraina menyerahkan sebagian tanahnya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia.
Ketika ditanya tentang gagasan Macron bahwa Rusia tidak boleh "dipermalukan" dalam solusi damai, Zelenskyy marah dan takut itu akan menyulut permusuhan dan menyebabkan perang baru.
"Mengusulkan kepada kami untuk menyerahkan sesuatu sejauh menyangkut kedaulatan kami untuk menyelamatkan wajah Presiden Putin sepertinya tidak adil bagi beberapa pemimpin," katanya.
“Kami tidak siap untuk menyelamatkan muka seseorang dengan membayar lewat wilayah kami, saya pikir itu tidak adil,” tegas Zelenskyy dan menyebut saran itu “membuang-buang waktu.”
Namun, dia mengakui sulit untuk mengusir Rusia dari bagian Ukraina yang dikuasainya sebelum perang, seperti Krimea dan wilayah timur lainnya.