REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan, mereka siap merespons peningkatan pasukan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Polandia. Moskow menyebut, tanggapannya akan proporsional.
"Tanggapan, seperti biasa, akan proporsional dan tepat, dimaksudkan untuk menetralisir potensi ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia," kata Oleg Tyapkin, Kepala departemen Kementerian Luar Negeri Rusia yang bertanggung jawab atas hubungan Rusia-Eropa, Sabtu (11/6/2022), dilaporkan kantor berita Interfax.
Akhir bulan lalu, NATO mengumumkan, mereka tidak akan lagi melaksanakan komitmen masa lalu untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Eropa Timur. Hal itu disampaikan saat konflik antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung.
Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana mengungkapkan, di bawah NATO-Russia Founding Act tahun 1997, yang dimaksudkan mengatur hubungan NATO-Rusia, kedua belah pihak sepakat mencegah penumpukan kekuatan konvensional yang berpotensi mengancam di wilayah Eropa, termasuk Eropa Tengah dan Timur. Namun, menurut Geoana, Moskow telah "membatalkan" apa pun isi dalam perjanjian tersebut.
"Mereka (Rusia) mengambil keputusan, mereka membuat kewajiban di sana untuk tidak menyerang tetangga, yang mereka lakukan, dan untuk berkonsultasi secara teratur dengan NATO, yang tidak mereka lakukan. Jadi saya pikir sebenarnya Founding Act ini pada dasarnya tidak berfungsi karena Rusia," kata Geoana saat berbicara di Ibu Kota Lithuania, Vilnius, 29 Mei lalu.
Menurut Geoana, Rusia telah secara efektif menjauh dari ketentuan Founding Act. "Sekarang kami tidak memiliki batasan untuk memiliki postur yang kuat di sayap timur serta untuk memastikan bahwa setiap inci persegi wilayah NATO dilindungi oleh Pasal 5 dan sekutu kami," ujarnya.