Ahad 12 Jun 2022 21:29 WIB

Belitung Timur Kenalkan Destinasi Wisata Tambang di G20

Geosite Open Pit Nam Salu punya sejarah penting dalam lintas waktu dan lini masa.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Wisata tambang (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memperkenalkan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah (geosite open pit Nam Salu) dalam ajang Presidensi G20.
Foto: MAulana Surya/Republika
Wisata tambang (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memperkenalkan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah (geosite open pit Nam Salu) dalam ajang Presidensi G20.

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR -- Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memperkenalkan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah (geosite open pit Nam Salu) dalam ajang Presidensi G20.

"Belitung Timur termasuk menjadi daerah tujuan para delegasi dalam ajang G20, kami fokus memperkenalkan destinasi wisata sejarah tambang," kata Sekretaris Daerah Pemkab Belitung Tmur, Ikhwan Fahrozi di Manggar, Ahad (12/6/2022).

Baca Juga

Ikhwan menjelaskan, berdasarkan jadwal yang diterima bahwa pertemuan pemimpin berbagai negara itu berlangsung selama tiga hari di Negeri Laskar Pelangi itu (julukan Kabupaten Belitung Timur). "Kalau jadwal yang kami terima hanya tiga hari agenda G20 di Belitung Timur, tetapi itu bisa saja berubah namun yang pasti kita juga terlibat sebagai tuan rumah dalam ajang internasional ini," kata dia.

Ikhwan mengatakan, pemerintah daerah lebih fokus mempromosikan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah yang dinilai memiliki sejarah cukup penting dalam lintas waktu dan lini masa. "Melihat dari jejak sejarah, bahwa Geosite Open Pit Nam Salu merupakan destinasi wisata sejarah tambang timah terbuka yang terdalam dan terbesar di Asia Tenggara yaitu sekitar 100 meter," jelasnya.

Geosite yang berlokasi di Desa Senyubok, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur ini beroperasi pada 1980-1993 dan sudah memproduksi 500 ribu ton bijih timah dengan kadar 2 persen. "Ini merupakan endapan bijih timah primer terbesar dalam satu cebakan yg pernah ditemukan," kata Fahrozi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement