REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara melakukan uji coba menembakkan peluru artileri ke arah laut pada Ahad (12/6/2022). Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mendeteksi beberapa lintasan penerbangan yang diyakini sebagai artileri Korea Utara pada Ahad pagi.
Pejabat Seoul menyatakan keprihatinan bahwa, Korea Utara sedang meningkatkan sistem senjata yang menimbulkan ancaman langsung ke Korea Selatan. Uji coba artileri Korea Utara kurang menarik perhatian ketimbang peluncuran misilnya. Namun senjata artileri jarak jauh merupakan ancaman keamanan serius bagi wilayah metropolitan terpadat Korea Selatan, yang hanya berjarak 40-50 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara.
Para ahli mengatakan, peluncuran artileri terbaru Korea Utara merupakan upaya menekan Washington dan Seoul untuk melonggarkan sanksi internasional terhadap Pyongyang dan membuat konsesi lainnya. Pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) mengatakan, Korea Utara hampir menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir pertama dalam waktu sekitar lima tahun.
Dalam pidatonya di pertemuan Partai Buruh pekan lalu, Kim Jong-un menggarisbawahi perlunya memperkuat kemampuan militer Korea Utara. Kim mengatakan lingkungan keamanan saat ini “sangat serius.”
Pidato Kim yang dikutip oleh media pemerintah tidak secara langsung menyebut Amerika Serikat atau Korea Selatan. Tetapi Kim masih menetapkan “tugas-tugas militan” yang harus dilakukan oleh angkatan bersenjata dan ilmuwannya. Ini merupakan sinyal bahwa Korea Utara akan terus maju dengan rencana pengembangan senjata nuklir. Beberapa ahli mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan menggunakan tes tersebut untuk membangun hulu ledak yang akan dipasang pada senjata nuklir taktis, yang ditujukan untuk mencapai sasaran di Korea Selatan.