REPUBLIKA.CO.ID, LUCKNOW -- India memperketat keamanan publik setelah selebaran mengenai serangan ekstremis Islam menyebar. Peringatan tersebut menyinggung pernyataan kontroversial politisi Bharatiya Janata Party (BJP) mengenai Nabi Muhammad.
Beberapa media group di India membagikan selebaran yang bertanggal 6 Juni. Selebaran itu menggunakan nama cabang al Qaeda di India (AQIS) yang mengancam akan menggelar bom bunuh diri sejumlah negara bagian India sebagai bentuk penghormatan pada Nabi.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan lembaga intelijen sudah memeriksa otensitas ancaman yang dirilis AQIS.
"Kami juga memerintahkan polisi negara bagian untuk memastikan keamanan masyarakat unjuk rasa dan berkumpul tidak diperbolehkan karena mereka dapat menjadi target kelompok milisi," kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri India di New Delhi, Senin (13/6/2022).
India mengalami gejolak sosial dan politik setelah juru bicara BJP yang berkuasa menghina Nabi Muhammad dalam debat di televisi. Pernyataan Nupur Sharma itu memicu amarah masyarakat muslim India dan protes diplomatik dari sejumlah negara mayoritas Islam.
Sharma sudah diberhentikan sementara dari partainya sementara juru bicara BJP yang lain Naveen Kumar Jindal sudah dipecat. Jindal menyampaikan pernyataan ofensifnya di Twitter.
Kepolisian di India utara menangkap ketua pemuda BJP yang mengunggah komentar anti-muslim di media sosial. Pihak berwenang juga menangkap 50 orang lebih yang terlibat dalam kerusuhan sporadis di berbagai penjuru India.