REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin mengatakan Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir baru, Senin (13/7/2022). Dia menilai hanya keputusan politik oleh pemimpin tertinggi negara yang dapat mencegah uji coba itu maju.
"Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir lainnya dan saya pikir hanya keputusan politik yang harus dibuat," kata Park setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Washington.
Park mengatakan, Pyongyang akan membayar harga jika terus maju dalam beberapa hari mendatang, seperti yang dikhawatirkan AS dan Korea Selatan. Jika Pyongyang tetap melaksanakan uji coba nuklir tersebut, tindakan ini akan menjadi uji coba nuklir ketujuh.
Sebelum pertemuan antara menteri luar negeri AS dan Korea Selatan ini, para pejabat kedua negara hanya mengatakan, Korea Utara hampir menyelesaikan persiapan semacam itu. "Jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir lagi, saya pikir itu hanya akan memperkuat pencegahan kami dan juga sanksi internasional. Korea Utara harus berubah pikiran dan membuat keputusan yang tepat," kata Park.
Terlepas dari sanksi, Park tidak mengatakan berapa harga yang akan dibayar Korea Utara atau menguraikan kebijakan pencegahan akan berubah. Hanya saja, Blinken mengatakan, AS dan sekutu Korea Selatan dan Jepang dapat menyesuaikan postur militer sebagai tanggapan.
"Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan ini dalam koordinasi yang sangat erat dengan yang lain dan kami siap untuk membuat penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang pada postur militer kami,” kata Blinken.
Blinken menegaskan tekanan akan dipertahankan, akan berlanjut, dan jika sesuai, akan ditingkatkan. Meski membuat ancaman seperti itu, baik Park dan Blinken menekankan pintu negosiasi tanpa prasyarat tetap terbuka untuk Korea Utara.
Tapi, Blinken mengulangi komentar dari banyak pejabat AS dalam beberapa hari terakhir, dia menyesalkan bahwa Korea Utara terus mengabaikan tawaran untuk berdialog. Justru, menurut militer Korea Selatan, Korea Utara menguji coba peluru artileri ke arah laut pada akhir pekan.
Tindakan itu dilakukan beberapa hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan kemampuan pertahanan yang lebih besar untuk mengatasi ancaman dari luar. Tes artileri Korea Utara kurang menarik perhatian dari luar daripada peluncuran misilnya, yang telah dilakukan lebih banyak tahun ini daripada tahun-tahun sebelumnya.
Senjata artileri jarak jauh yang dikerahkan merupakan ancaman keamanan serius bagi wilayah metropolitan terpadat Korea Selatan, yang hanya berjarak 40-50 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara. Peluncuran artileri yang dicurigai adalah yang terbaru dalam serentetan uji senjata oleh Korea Utara tahun ini.