REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seniman media terkenal dunia, Refik Anadol, meluncurkan proyek terbarunya 'Rumi Dreams' di acara seni dan budaya terbesar İstanbul, Festival Rute Budaya Beyoğlu (Beyoğlu Culture Route Festival). Karya seni multisensor baru seniman Turki itu dibuat dengan memvisualisasikan arsip besar dokumen terkait mistikus abad ke-13, Mevlâna Jalaluddin Rumi melalui algoritme pembelajaran mesin berbasis Artificial Intelligence. Bertujuan untuk menyajikan pandangan dunia Rumi kepada khalayak luas, 'Rumi Dreams' menawarkan pengalaman yang melibatkan gerakan, cahaya, dan suara selama 6 setengah menit.
Instalasi digital telah menarik minat yang signifikan sejak kemunculan pertama kalinya di Pusat Kebudayaan Atatürk Istanbul yang ikonik. Dibuat untuk memperingati 750 tahun kematian sang mistikus legendaris.
Jutaan dokumen dikumpulkan untuk memvisualisasikan alam semesta Rumi Refik Anadol dan studionya mengumpulkan data dari berbagai multidisiplin, termasuk salinan karya monumental Rumi Masnavi dalam 26 bahasa, jutaan dokumen dan arsip, manuskrip, rekaman musik, dan pertunjukan sufi.
Data yang digunakan dalam karya seni dikumpulkan dari Kota Metropolitan Konya, Kepresidenan Arsip Negara Republik Turki, Arsip Negara Perdana Kementerian, Museum Konya Mevlâna, Perpustakaan Sarajevo Gazi Husrev Bey, Universitas Selçuk dan lembaga-lembaga lainnya. Foto-foto diambil di Museum Konya Mevlâna, dan tempat-tempat yang memuat jejak Rumi juga telah ditambahkan. Rencana arsitektur dan piagam sertifikat yayasan dari semua pondok Mevlevi di seluruh dunia juga disertakan ke dalam data visual dan tertulis.
Sebagai salah satu ikon budaya universal dunia, Rumi dikenal dengan puisi dan kata-kata bijaknya yang indah. Terinspirasi oleh seruan Rumi untuk 'menemukan cahaya dalam diri', Rumi Dreams bertujuan untuk menghadirkan alam semesta Mevlâna Jalaluddin Rumi kepada khalayak luas. Refik Anadol dan timnya meyakini bahwa untuk melambangkan dan mewujudkan panggilan Rumi dalam waktu singkat hanya bisa dilakukan dengan seni digital. Dengan keyakinan ini, mereka berangkat untuk menyampaikan panggilan mistik yang abadi dengan menarik indra visual dan pendengaran, menciptakan mimpi yang terinspirasi oleh Rumi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan/Artificial Intelligence.
Sebagai perwujudan artistik dari transisi antara makna cahaya, pengetahuan, dan gerak, 'Rumi Dreams' mengajak pengunjung untuk 'menemukan cahaya dalam diri yang menerangi dunia'.
"Penyair dan mistik Sufi terbesar di dunia, Mevlâna Jamaluddin Rumi, terkenal dengan lirik dan epik Masnavi. Tulisan-tulisan Rumi banyak mempengaruhi pemikiran mistik dan sastra secara global, popularitasnya menjadi fenomena budaya global. UNESCO mendeklarasikan tahun 2007 sebagai 'Tahun Rumi Internasional' dan menggambarkan Rumi sebagai salah satu humanis, filsuf, dan penyair besar yang menjadi milik umat manusia secara keseluruhan," demikian bunyi keterangan yang dikutip dari tulisan resmi Diterbitkan atas nama Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki, Selasa (14/6/2022).
Kematian Rumi dihormati setiap tahun dengan upacara Seb-i Arus ("Malam Pernikahan") di Konya, di mana banyak pameran, konferensi, konser, dan pertunjukan "sema" diadakan untuk memperingati sang penyair.