REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis telah mulai menarik pasukannya dari Mali lewat penyerahan pangkalan Menaka kepada pasukan Mali.
“Penarikan dilakukan secara tertib, aman dan transparan. Fokus pada elemen penting operasi Barkhane ini yang memberikan keamanan di Tiga Perbatasan dan wilayah Liptako Selatan,” kata staf umum pertahanan Prancis pada Senin (13/6/2022).
Pemindahan itu adalah bagian dari kerangka kerja yang ditetapkan Presiden Emmanuel Macron pada Februari untuk meninjau kembali Pasukan Barkhane di luar Mali. Prancis telah mengerahkan sekitar 4.600 tentara di bawah Operasi Barkhane yang diluncurkan pada 2014 untuk memerangi terorisme di negara-negara G5 seperti Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania.
Pasukan Prancis sekarang telah memindahkan logistik militer dari Menaka ke 1.340 kilometer (833 mil) jauhnya ke Pangkalan Udara Proyeksi (BAP) Niamey di Niger di mana mereka akan melanjutkan operasi anti-terorisme di wilayah Sahel.
Tentara Prancis mengatakan telah menginvestasikan beberapa juta euro dalam proyek-proyek pembangunan untuk infrastruktur vital, pendidikan, pemuda dan kesehatan penduduk setempat yang mendukung Pasukan Barkhane untuk melakukan operasi.
Pada April, setelah pasukan Prancis menyerahkan sebuah pangkalan militer di Gossi, tentara Mali menuduh Prancis menutupi "kuburan massal" di tempat itu.
Prancis membantah tuduhan itu.
Di tengah hubungan yang tidak bersahabat dengan Prancis, pemerintah militer Mali pada Mei mencabut perjanjian kerja sama pertahanan yang memerintahkan pasukan Prancis serta pasukan Eropa di bawah Takuba untuk meninggalkan negara itu.