REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengatakan pada Rabu (15/6/2022) bahwa misilnya menghancurkan gudang amunisi untuk senjata yang disumbangkan oleh negara-negara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Lviv, barat Ukraina. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan beberapa amunisi akan digunakan untuk howitzer M777 produksi AS, sejenis senjata artileri.
Hingga berita ini dimuat, belum ada respons langsung dari kementerian di Kiev ataupun negara anggota NATO.
Pada Selasa (14/6/2022), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta negara-negara Barat mengirimkan lebih banyak persenjataan berat ke Ukraina. Hal itu guna membendung kemajuan Rusia dalam merebut wilayah di timur negara tersebut.
"Ya, Ukraina seharusnya memiliki lebih banyak senjata berat," kata Stoltenberg dalam konferensi pers di Den Haag, Belanda, setelah bertemu dengan para pemimpin tujuh sekutu NATO Eropa menjelang pertemuan puncak, Selasa.
Stoltenberg mengungkapkan, NATO sudah meningkatkan pengiriman ke Ukraina. "Karena mereka (Ukraina) benar-benar bergantung pada senjata itu untuk dapat melawan invasi brutal Rusia,” ujar Stoltenberg.
Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda mematuhi ultimatum Rusia untuk menyerah di Kota Sievierodonetsk. Sementara itu menteri-menteri pertahanan negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang rapat di Brussels.
Mereka membahas mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina yang sudah hampir kehabisan persediaan. Rusia meminta pasukan Ukraina di pabrik kimia di Sievierodonetsk untuk menghentikan "perlawanan tanpa akal sehat dan menurunkan senjata" pada Rabu pagi.