REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China, Xi Jinping telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (15/6/2022). Pada kesempatan itu, Xi menyampaikan kesiapan negaranya membantu proses penyelesaian konflik di Ukraina.
“Semua pihak terkait harus mengambil sikap yang bertanggung jawab, dengan demikian mempromosikan penyelesaian yang benar dari krisis di Ukraina. China siap untuk terus memainkan peran konstruktifnya,” kata Xi, seperti dilaporkan China Central Television.
Xi menekankan, China mengambil posisi independen terkait krisis Ukraina dengan mempertimbangkan fakta dan realitas sejarah. “Kami berperan aktif dalam menjadi perdamaian dalam skala global. Begitu pula kami berkontribusi menjaga stabilitas tatanan ekonomi dunia,” ucapnya.
Sebelumnya Menteri Pertahanan China Wei Fenghe telah menyampaikan, negaranya tak tertarik atau berkepentingan dengan konflik di Ukraina. Kendati demikian, dia berharap Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) segera mengadakan pembicaraan dengan Rusia guna membahas gencatan senjata di Ukraina.
Wei mengungkapkan, China mendukung negosiasi antara Rusia dan Ukraina. “Kami juga berharap AS dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk menciptakan kondisi bagi gencatan senjata secepatnya,” kata Wei saat berbicara di forum Shangri-La Dialogue di Singapura, Ahad (12/6/2022) lalu, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia mengingatkan bahwa pendekatan sanksi tidak akan membantu menyelesaikan konflik di Ukraina. “Konflik atau perang adalah hal terakhir yang ingin dilihat China di Ukraina. Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa tekanan atau sanksi maksimum dapat menyelesaikan masalah. Ini dapat menyebabkan lebih banyak ketegangan dan memperburuk masalah,” ucapnya.
AS dan NATO diketahui berpihak pada Ukraina. Washington dan sejumlah negara Barat yang tergabung dalam NATO telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Mereka berharap, hal itu bakal membuat Moskow menghentikan agresi militernya di Ukraina.