Kamis 16 Jun 2022 09:22 WIB

Penyerang Ronald Reagan Dibebaskan tanpa Syarat

Penyarang mantan Presiden AS, Ronald Reagan pada 1981 dibebaskan tanpa syarat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Suasana kacau usai percobaan pembunuhan Presiden AS Ronald Reagan pada 30 Maret 1981. Pelaku penembakan John W Hinckley Jr akan dibebaskan dari rumah sakit jiwa pada 5 Agustus 2016.
Foto: Ron Edmonds/AP
Suasana kacau usai percobaan pembunuhan Presiden AS Ronald Reagan pada 30 Maret 1981. Pelaku penembakan John W Hinckley Jr akan dibebaskan dari rumah sakit jiwa pada 5 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- John Hinckley yang melukai Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan dan tiga lainnya dalam upaya pembunuhan pada 1981 dibebaskan tanpa syarat pada Rabu (15/6/2022). Menurut perintah hakim federal, dia telah menerima pembebasan bersyarat penuh waktu pada 2016 setelah 30 tahun di rumah sakit jiwa di Washington dan telah tinggal bersama ibunya di Virginia sampai kematiannya tahun lalu.

"Setelah 41 tahun 2 bulan dan 15 hari, Akhirnya kebebasan!" kata pria berusia 67 tahun itu menulis di akun Twitter-nya pada Rabu sore.

Juri telah memutuskan Hinckley tidak bersalah dengan alasan kegilaan dalam persidangannya pada 1982. Keputusan ini mendorong Kongres dan beberapa negara bagian untuk meloloskan Undang-Undang (UU) yang membatasi penggunaan masalah kegilaan sebagai pembelaan.

Hakim Distrik AS Paul Friedman memutuskan bahwa Hinckley stabil secara mental pada  September lalu. Dia telah mematuhi persyaratan pembebasan bersyaratnya yang membatasi perjalanan dan penggunaan internetnya. Dia dinilai harus diberikan pembebasan tanpa syarat.

Dokter yang memeriksa Hinckley mengatakan kepada pengadilan, bahwa risiko dia melakukan kekerasan sangat kecil dan jaksa federal setuju. Putri Reagan, Patti Davis, menentang pembebasan Hinckley. Dia mengatakan, Hinckley adalah seorang narsisis yang tidak merasakan penyesalan.

Reagan cepat pulih setelah operasi paru-paru akibat tertusuk serangan Hinckley di luar sebuah hotel di Washington. Namun juru bicara Gedung Putih saat itu Jim Brady mengalami cacat permanen. Tembakan pertama dari enam peluru yang diletuskan Hinckley mengenai kepala Brady, menghancurkan rongga otak.

Serangan itu membantu memacu upaya modern untuk memperketat UU senjata. Brady dan istrinya, Sarah Brady, membentuk Kampanye Brady untuk Mencegah Kekerasan Senjata.

Setelah penembakan itu, dilaporkan secara luas bahwa Hinckley menjadi terobsesi dengan Jodie Foster dan berusaha untuk mengesankan pemeran Taxi Driver itu.  Dia pun telah menulis lagu dan merilis rekaman secara daring, tetapi konser debutnya di Market Hotel di New York City bulan ini dibatalkan pada Rabu, venue mengatakan telah menerima serangkaian ancaman kekerasan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement