Kamis 16 Jun 2022 11:53 WIB

Pemimpin Adat Ekuador Dibebaskan, Berjanji Lanjutkan Protes

Pemimpin Adat Ekuador tetap akan melakukan protes pada presiden soal ekonomi

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).   (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Pemimpin adat Leonidas Iza yang dibebaskan dari tahanan atas perintah hakim menegaskan pada Rabu (15/6/2022) bahwa protes di Ekuador akan berlanjut sampai Presiden Guillermo Lasso menyelesaikan masalah ekonomi dan lingkungan. IIza dibebaskan Selasa malam menyusul keputusan hakim di kota Latacunga.

Dia telah ditahan selama sekitar 24 jam setelah pemerintah mengatakan dia memimpin blokade jalan dan tindakan kekerasan lainnya yang menyebabkan terhentinya layanan publik. Pengacara Iza menyebut penahanan itu ilegal, tetapi pemerintah mengatakan dia akan diadili.

"Karena masalah yang paling sensitif belum terselesaikan, kami akan terus mendukung perjuangan ini, yang konstitusional," kata Iza dalam pidatonya di media sosial.

Akses jalan di utara dan selatan Ibu Kota Quito, telah diblokir sejak Senin oleh pengunjuk rasa yang menuntut Lasso menurunkan harga bensin, mendeklarasikan moratorium utang bank petani kecil, dan membatasi ekspansi minyak dan pertambangan. Para pengunjuk mengatakan bahwa protes yang ditandai dengan invasi ladang minyak, pembakaran mobil polisi dan penahanan beberapa polisi oleh pengunjuk rasa, akan berlangsung tanpa batas waktu.

"Ini bukan hanya keinginan (Iza) untuk mengadakan pawai ini. Itu karena orang Ekuador merasakan biaya hidup yang tinggi," kata Carlos Sucuzhanay, kepala organisasi adat Ecuarunari kepada media lokal.

"Kami ingin presiden mengarahkan kembali dirinya untuk bekerja dalam pelayanan negara."

Sementara CONAIE, kelompok yang dipimpin oleh Iza, mengatakan di Twitter pada Rabu bahwa protes juga terjadi di beberapa provinsi Andes dan Amazon di Ekuador. Perusahaan minyak negara Petroecuador telah kehilangan sekitar 2.500 barel minyak akibat sabotase dan menghentikan operasi di fasilitas mereka.

Sekelompok orang mencoba memasuki salah satu stasiun Petroecuador di provinsi Sucumbios. Kementerian Pertahanan mengonfirmasi 10 tentara terluka dalam bentrokan itu.

"Pintu kami terbuka untuk dialog, tetapi kami tidak akan menyerah pada kelompok kekerasan yang berusaha memaksakan aturan mereka," tulis Lasso di Twitter.

Setidaknya 20 orang telah ditahan selama demonstrasi, sementara sekitar 15 mobil patroli rusak, dan beberapa serangan dilakukan terhadap properti pribadi, menurut pemerintah. Iza mengatakan setidaknya 14 orang telah terluka oleh polisi. Lasso mengatakan dia tidak akan membiarkan protes mempengaruhi pemulihan ekonomi dan vandalisme apa pun akan dihukum.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement