REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India menggelar Special ASEAN-India Foreign Ministers Meeting (SAIFMM) di New Delhi, Kamis (16/5/2023). Lewat pertemuan itu, India hendak memperkuat hubungan dan kemitraan dengan negara-negara Asia Tenggara.
SAIFMM diketuai bersama oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) India S Jaishankar dan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan. Dalam sambutannya, S Jaishankar mengatakan, India dan ASEAN menghadapi tantangan geopolitik akibat konflik di Ukraina. Peperangan menimbulkan dampak terhadap ketahanan pangan dan energi serta melambungkan harga pupuk.
Di sisi lain, krisis Ukraina pun menciptakan gangguan logistik serta rantai pasokan. “India mendukung penuh ASEAN yang kuat, bersatu, makmur, yang sentralitasnya di Indo-Pasifik diakui sepenuhnya,” kata S Jaishankar.
Menyambut komentar S Jaishankar, Vivian Balakrishnan mengatakan, agresi Rusia ke Ukraina telah menjungkirbalikkan sistem aturan dan norma internasional. Selain soal konflik tersebut, Balakrishnan turut menyinggung tentang persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Menurutnya, “kompetisi” perebutan pengaruh antara kedua negara tersebut memiliki implikasi langsung ke seluruh Asia.
“Perkembangan ini, jika tidak dikendalikan, dapat mengancam satu-satunya sistem perdamaian dan stabilitas yang telah kita andalkan sebagai dasar pertumbuhan serta perkembangan dan kemakmuran kita selama beberapa dekade,” kata Balakrishnan.
SAIFMM akan digelar hingga Jumat (16/6/2022). Penyelenggaraan kegiatan itu sekaligus bertepatan dengan peringatan 30 tahun hubungan dialog India-ASEAN. Pada 2021, perdagangan antara India dan negara ASEAN berjumlah lebih dari 78 miliar dolar AS.
Menurut Kementerian Perdagangan India, mereka mengekspor bahan kimia organik, mineral, kapal dan perahu, besi dan baja, obat-obatan, kapas, serta tembakau ke negara-negara ASEAN. Sementara dari ASEAN, India mengimpor batu bara, minyak sawit, telepon, kapal ringan, dan sirkuit elektronik.