REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, pada Rabu (15/6) mengatakan, dia melakukan kontak dengan rekan-rekannya dari tiga negara yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Dia menyebutkan, Arab Saudi dan Indonesia ada dalam daftar target Israel tersebut. “Ada beberapa daftar negara yang menjadi target, Arab Saudi adalah yang pertama, bersama dengan negara lain seperti Indonesia," kata Lapid, dilansir Middle East Monitor, Kamis (16/6/2022).
Gedung Putih mengumumkan rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel, Tepi Barat, dan Arab Saudi pada Juli mendatang. Lapid berharap kunjungan Biden ke Timur Tengah untuk membantu menormalkan hubungan Tel Aviv dengan Arab Saudi.
“Fakta bahwa presiden akan terbang langsung dari sini (Israel) ke Arab Saudi mungkin menandakan bahwa ada keterkaitan antara kunjungan dan upaya meningkatkan hubungan,” kata Lapid.
Para pemimpin Israel telah lama mengatakan bahwa mereka ingin memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab.
Sebelumnya empat negara Arab yaitu Bahrain, Sudan, Maroko, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Kesepakatan Abraham yang diinisiasi oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Ketika ditanya apakah akan ada pejabat Israel yang ikut dalam pesawat ketika Biden bertolak ke Saudi, Lapid mengatakan, dia tidak mengetahui hal tersebut. Tapi dia berkelakar dengan mengatakan, "Air Force One adalah pesawat besar, mungkin kita akan menyembunyikan seseorang di kamar mandi," ujarnya.
Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik resmi. Tetapi keduanya telah berbagi hubungan keamanan rahasia atas permusuhan bersama terhadap Iran.
Arab Saudi telah lama dikabarkan menjadi salah satu negara Arab yang mempertimbangkan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca juga: Neom Megaproyek Ambisius Arab Saudi, Dirikan Bangunan Terbesar di Dunia
Pada 2020, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan terbang ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pertemuan itu terjadi tak lama setelah Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan. Perjanjian normalisasi serupa kemudian ditandatangani dengan Maroko.