Jumat 17 Jun 2022 12:56 WIB

Gambaran Langka Indoktrinisasi Tentara Anak di Yaman

Houthi terus merekrut anak-anak ke dalam militer dalam perang saudara di Yaman

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak laki-laki memegang senjatanya di bendungan tinggi di Marib, Yaman.
Foto:

Konflik Yaman meletus pada 2014 ketika Houthi turun dari kantong utara mereka dan mengambil alih Sanaa, memaksa pemerintah yang diakui secara internasional untuk melarikan diri ke selatan. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi memasuki perang pada awal 2015 untuk mencoba mengembalikan pemerintah ke tampuk kekuasaan, melancarkan kampanye udara yang merusak dan mempersenjatai pasukan anti-Houthi.

Perang telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk lebih dari 14.500 warga sipil. Perang ini telah menjerumuskan negara itu ke dalam kelaparan, menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Tentara anak telah terlibat selama bertahun-tahun. Menurut para ahli PBB, hampir 2.000 anak-anak yang direkrut Houthi meninggal di medan perang antara Januari 2020 hingga Mei 2021.

Pasukan pro-pemerintah juga telah menggunakan pejuang anak, menurut PBB dan pejabat bantuan, hanya saja mereka pada tingkat yang jauh lebih rendah. Kelompok ini pun telah mengambil tindakan yang lebih besar untuk menghentikan praktik tersebut.

Secara keseluruhan, PBB mengatakan lebih dari 10.200 anak telah terbunuh atau cacat dalam perang. Meskipun tidak jelas berapa banyak yang mungkin menjadi kombatan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement