REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Gerilyawan Palestina menembakkan roket ke Israel selatan pada Sabtu (18/6/2022) pagi. Serangan ini memecahkan jeda selama dua bulan dalam kekerasan di perbatasan Gaza-Israel.
Militer Israel mengatakan sistem pertahanan udara mencegat proyektil, yang mengaktifkan sirene peringatan di kota pesisir selatan Ashkelon. Tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan tersebut.
Beberapa jam kemudian, pesawat Israel melakukan serangkaian serangan udara di empat lokasi yang menjadi markas militer Hamas. Video di media sosial menunjukkan gumpalan asap dan api membubung dari kamp-kamp yang ditargetkan di Jalur Gaza tengah dan utara, termasuk Kota Gaza timur.
Tidak ada kelompok Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket itu. Namun militer Israel menuding Hamas yang bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut.
Militer Israel melakukan serangan di Tepi Barat pada Jumat (17/6/2022) pagi. Serangan ini menewaskan tiga militan Palestina dan delapan lainnya terluka. Peristiwa ini diduga memicu serangan roket dari Gaza.
Pada Jumat, sebuah balon observasi Israel jatuh di Jalur Gaza utara. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu. Israel mengklarifikasi bahwa balon itu tidak dijatuhkan oleh gerilyawan Palestina.
Militer Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari di wilayah pendudukan Tepi Barat, terutama sejak serangkaian serangan awal tahun ini yang menewaskan 19 orang di Israel. Militer Israel melakukan penggerebekan dan penangkapan di Kota Jenin.