Ahad 19 Jun 2022 00:55 WIB

Banjir Landa Bangladesh dan India, Belasan Orang Tewas Tersambar Petir

Hujan monsun menyebabkan banjir yang luas di Bangladesh dan India

 Orang-orang berdiri di tepi sungai Gangga yang meluap di Prayagraj, India, Selasa, 10 Agustus 2021. Ketinggian air Sungai Gangga telah meningkat karena hujan monsun yang terus-menerus.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Orang-orang berdiri di tepi sungai Gangga yang meluap di Prayagraj, India, Selasa, 10 Agustus 2021. Ketinggian air Sungai Gangga telah meningkat karena hujan monsun yang terus-menerus.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Hujan monsun menyebabkan banjir yang luas di Bangladesh dan India, kata pihak-pihak berwenang, Sabtu (18/6/2022). Hampir 6 juta orang di kedua negara itu mengungsi akibat bencana tersebut dan otoritas memperingatkan bahwa situasinya bisa memburuk.

Sedikitnya 15 orang tewas di Bangladesh karena tersambar petir sejak Jumat, dan empat lainnya meninggal dalam tanah longsor, kata polisi. Seorang ahli pemerintah Bangladesh menyebut banjir saat ini sebagai yang terburuk sejak 2004. Banjir tersebut diperparah dengan limpasan akibat hujan deras di sepanjang pegunungan India. Hujan masih turun pada Sabtu dan diperkirakan akan berlangsung hingga dua hari ke depan.

"Sebagian besar wilayah timur laut negara ini terendam air dan situasinya semakin buruk karena hujan deras terus turun," kata Mohammad Mosharraf Hossain, administrator kepala wilayah Sylhet, Bangladesh.

Hujan monsun musiman tak hanya menjadi andalan petani di Asia Selatan, tetapi juga bisa menelan korban dan memicu kerusakan setiap tahun. Bangladesh dan India telah mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kerusakan besar-besaran.

Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat memicu lebih banyak bencana, khususnya di dataran rendah dan padat penduduk seperti Bangladesh. Distrik Sunamganj yang terdampak paling parah di Bangladesh nyaris terputus dari wilayah lain di negara itu, kata Hossain. Dia menambahkan bahwa pihak berwenang yang dibantu oleh tentara fokus pada upaya penyelamatan korban yang terisolasi dan pengiriman bantuan.

"Ada kekurangan perahu, sehingga sulit mengungsikan orang-orang ke tempat yang lebih aman," kata dia.

"Hari ini angkatan laut akan bergabung dalam upaya penyelamatan."

Tayangan televisi memperlihatkan jalan dan rel kereta api di Bangladesh terendam. Orang-orang menerobos air berwarna cokelat setinggi dada sambil membawa barang dan ternak. Banyak sungai di Bangladesh mengalami kenaikan permukaan air ke level berbahaya, kata Arifuzzaman Bhuiyan, kepala Pusat Prakiraan dan Peringatan Banjir.

Syed Rafiqul Haque, mantan anggota dewan dan politikus partai berkuasa di distrik Sunamganj, mengatakan krisis kemanusiaan bisa terjadi jika banjir tidak surut dan operasi penyelamatan yang tepat tidak dilakukan.

"Situasinya mengkhawatirkan," kata dia. "Tak ada listrik, tak ada akses jalan, tak ada sinyal ponsel. Orang-orang sangat membutuhkan tempat berlindung dan makanan dengan segera."

Di negara tetangga Bangladesh, India, tentara dikerahkan untuk upaya penyelamatan korban longsor di Assam. Sedikitnya sembilan orang tewas dan hampir 2 juta orang mengungsi dalam 10 hari terakhir di negara bagian itu, kata para pejabat.

"Tentara membantu polisi dan otoritas sipil di beberapa bagian Assam untuk mengevakuasi penduduk desa yang terjebak," kata Jogen Mohan, menteri pendapatan di negara bagian itu.

Hujan lebat mengguyur 25 dari 33 distrik di Assam selama enam hari berturut-turut.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement