REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Direktorat intelijen pertahanan Ukraina mengatakan lima warga sipil negaranya dipulangkan dalam pertukaran tahanan dengan Rusia. Tidak disebutkan apakah pertukaran lima dengan lima orang itu ditukar dengan prajurit Rusia.
Pada Sabtu (18/6/2022) Direktorat mengatakan empat dari lima warga sipil itu menjadi tahanan dalam pendudukan Rusia di wilayah Kiev. Pasukan Rusia mundur dari ibukota pada akhir Maret lalu.
Mereka juga mengatakan menerima jenazah warga sipil Ukraina dalam pertukaran itu. Sebelumnya dilaporkan Badan eksekutif Uni Eropa pada Jumat (17/6/2022) merekomendasikan agar Ukraina dan Moldova diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok 27 negara tersebut.
Ini menjadi perubahan geopolitik paling dramatis akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari. Ukraina mendaftar untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa empat hari setelah pasukan Rusia melancarkan serangan.
Langkah Ukraina ini diikuti oleh Moldova dan Georgia, yang merupakan negara bekas Soviet. "Ukraina telah menunjukkan aspirasi negara dan tekad negara untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan standar Eropa," kata Kepala Komisi Eksekutif Uni Eropa, Ursula von der Leyen di Brussel.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku tidak khawatir Ukraina mendapatkan status kandidat sebagai anggota Uni Eropa. Hal ini ia sampaikan di pertemuan pleno Forum Ekonomi Internasional St Petersburg. Putin mempertanyakan apakah bergabung dengan Uni Eropa akan menguntungkan Ukraina.
"Uni Eropa bukan organisasi militer. Barat lebih tertarik memberi Kiev beberapa hibah keuangan untuk mempertahankan kesetiaannya daripada benar-benar mendukung pertumbuhan ekonomi dan industrinya," ujar Putin, dilansir Anadolu Agency.