Senin 20 Jun 2022 01:36 WIB

Pasukan Sri Lanka Lepaskan Tembakan Halau  Kerusuhan Bahan Bakar

Antrean bensin dan solar mengular dan menimbulkan rusuh di Sri Lanka.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria menggendong seorang pengunjuk rasa yang terluka dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa anti pemerintah di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, 9 Juni 2022. Militer Sri Lanka terpaksa melepaskan tembakan untuk menahan kerusuhan di sebuah pom bensin di Visuvamadu pada Ahad (19/6/2022) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Seorang pria menggendong seorang pengunjuk rasa yang terluka dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa anti pemerintah di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, 9 Juni 2022. Militer Sri Lanka terpaksa melepaskan tembakan untuk menahan kerusuhan di sebuah pom bensin di Visuvamadu pada Ahad (19/6/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Militer Sri Lanka terpaksa melepaskan tembakan untuk menahan kerusuhan di sebuah pom bensin di Visuvamadu pada Ahad (19/6/2022) waktu setempat. Antrean bensin dan solar yang belum pernah terjadi sebelumnya mengular dan menimbulkan rusuh.

Juru bicara militer Nilantha Premaratne mengatakan, pasukan menembak di Visuvamadu, 365 km utara Kolombo, pada Sabtu malam ketika pos penjagaan mereka dilempari batu. "Sekelompok 20 hingga 30 orang melempari batu dan merusak sebuah truk tentara," kata Premaratne seperti dikutip laman Channel News Asia, Ahad.

Baca Juga

Polisi mengatakan empat warga sipil dan tiga tentara terluka ketika tentara melepaskan tembakan untuk pertama kalinya. Tentara memadamkan kerusuhan terkait dengan memburuknya krisis ekonomi.

"Saat pompa bensin kehabisan bensin, pengendara mulai memprotes dan situasi meningkat menjadi bentrokan dengan tentara," kata polisi.

Sri Lanka menderita krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan. Negara itu tidak dapat menemukan dolar untuk mengimpor kebutuhan pokok, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Sebanyak 22 juta penduduk negara itu telah mengalami kekurangan akut dan antrean panjang untuk pasokan yang langka sementara Presiden Gotabaya Rajapaksa selama berbulan-bulan menolak seruan untuk mundur karena salah urus. Sri Lanka telah mengerahkan polisi dan pasukan bersenjata untuk menjaga stasiun bahan bakar.

Seorang pengendara mobil ditembak mati oleh polisi pada April di pusat kota Rambukkana ketika bentrokan meletus atas pembagian bensin dan solar yang dijatah. Polisi mengatakan bentrokan yang melibatkan pengendara meletus di tiga lokasi selama akhir pekan. Setidaknya enam polisi terluka dalam satu bentrokan sementara tujuh pengendara ditangkap.

Pemerintah mengumumkan penutupan dua minggu lembaga-lembaga negara dan sekolah-sekolah dalam upaya untuk mengurangi perjalanan dan menghemat stok bahan bakar yang menipis di negara miskin itu. Negara ini juga menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan yang semuanya berkontribusi pada protes berbulan-bulan.

PBB memperkirakan bahwa empat dari lima orang di Sri Lanka mulai melewatkan makan karena mereka tidak mampu untuk makan. PBB memperingatkan krisis kemanusiaan yang mengerikan karena jutaan orang membutuhkan bantuan.

Program Pangan Dunia (WFP) mulai mendistribusikan kupon makanan kepada sekitar 2.000 wanita hamil di daerah-daerah yang kurang terlayani di Kolombo sebagai bagian dari bantuan penyelamatan jiwa pada Kamis lalu. WFP juga tengah mencoba untuk mengumpulkan 60 juta dolar AS untuk upaya bantuan pangan antara Juni dan Desember.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar 51 miliar dolar AS pada April. Pemerintahnya sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk dana pinjaman lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement