Rabu 22 Jun 2022 07:00 WIB

Macron Akan Bertanya Kejelasan Posisi Turki

Posisi Turki akan ditanya Macron.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
 Macron Akan Bertanya Kejelasan Posisi Turki. Foto:  Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato saat konferensi pers bersama dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kyiv, Kamis, 16 Juni 2022. Empat pemimpin Eropa Negara-negara serikat mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bersumpah untuk mendukung upaya Kyiv untuk menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan blok itu dalam sebuah pertunjukan dukungan tingkat tinggi bagi negara itu dalam menangkis invasi Rusia.
Foto: AP/Ludovic Marin/AFP POOL
Macron Akan Bertanya Kejelasan Posisi Turki. Foto: Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato saat konferensi pers bersama dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kyiv, Kamis, 16 Juni 2022. Empat pemimpin Eropa Negara-negara serikat mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bersumpah untuk mendukung upaya Kyiv untuk menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan blok itu dalam sebuah pertunjukan dukungan tingkat tinggi bagi negara itu dalam menangkis invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Kantor Kepresidenan Prancis mengatakan Presiden Emmanuel Macron memberitahu Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg, ia ingin bertanya pada Turki tentang kejelasan posisinya. Elysee tidak menjelaskan pernyataan itu lebih lanjut.

Pada Selasa (21/6/2022) kantor kepresidenan Prancis juga mengatakan Macron menegaskan kembali dukungannya pada Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Langkah yang didorong invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari lalu.

Baca Juga

Pekan lalu Stoltenberg mengatakan kekhawatiran Turki dalam isu keamanan bila Finlandia dan Swedia bergabung NATO sah. Hal ini ia sampaikan dalam kunjungannya ke Finlandia.

"Ini kekhawatiran yang sah. Ini tentang terorisme, ini tentang ekspor senjata," kata Stoltenberg dalam konferensi pers bersama Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Ahad (12/6/2022).  

Bulan lalu Swedia dan Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan NATO sebagai respon invasi Rusia ke Ukraina. Tapi Turki menolaknya karena menurut Ankara dua negara itu mendukung dan menampung milisi Kurdi dan kelompok lain yang Turki anggap sebagai teroris.

Stoltenberg mengatakan Turki merupakan sekutu penting aliansi pertahanan Barat karena lokasinya strategis di Laut Hitam antara Eropa dan Timur Tengah. Turki juga mendukung Ukraina sejak Rusia mengerahkan pasukannya ke negara tetangganya itu pada 24 Februari lalu.

"Kami harus ingat dan memahami tidak ada sekutu NATO yang lebih menderita karena serangan teroris dibandingkan Turki," kata Stoltenberg.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement