REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Serangan pesawat tak berawak atau drone telah menghantam kilang minyak utama Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Serangan ini memicu ledakan dan tampak bola api serta asap hitam yang mengepul ke langit.
Para pejabat di kilang minyak Novoshakhtinsk di wilayah Rostov Rusia mengatakan, drone pertama menyerang pada Rabu (22/6/2022) pukul 08.40 pagi waktu setempat. Serangan ini mengenai unit penyulingan minyak mentah, serta memicu ledakan dan bola api.
Serangan kedua terjadi pada 09.23 waktu setempat dan menargetkan reservoir minyak mentah di kilang, tetapi tidak menyebabkan kebakaran. Menurut manajemen kilang minyak, tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut. Kilang ini berada di barat daya Rusia atau sekitar 8 kilometer dari perbatasan Ukraina.
“Sebagai akibat dari aksi teroris dari perbatasan Barat wilayah Rostov, dua kendaraan udara tak berawak menyerang fasilitas teknologi Novoshakhtinsk. Staf telah dievakuasi dan operasional telah dihentikan untuk menilai kerusakan," ujar pernyataan manajemen kilang minyak, dilansir Aljazirah, Kamis (23/6/2022).
Gubernur Rostov, Vasily Golubev mengatakan kilang minyak menghentikan operasinya dan pecahan dari dua drone tersebut telah ditemukan di kilang. Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan drone terbang menuju kilang sebelum bola api besar muncul. Namun Aljazirah tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut.
Kilang Novoshakhtinsk mulai beroperasi pada 2009, dan memiliki kapasitas tahunan hingga 7,5 juta ton. Kementerian Energi Rusia mengatakan, serangan terhadap kilang itu tidak mempengaruhi pasokan bensin dan solar ke konsumen di Rusia selatan. Serangan drone di kilang tersebut bertepatan dengan serangkaian ledakan dan kebakaran di Rusia barat.
Rusia sedang menyelidiki penyebab kebakaran besar yang meletus di fasilitas penyimpanan minyak di kota Bryansk, yang berjarak sekitar 154 kilometer dari perbatasan Ukraina. Kebakaran tersebut terjadinpada akhir April.
Beberapa ledakan dan kebakaran lainnya menghantam kilang minyak, depot minyak, dan fasilitas penyimpanan amunisi. Ukraina belum secara resmi bertanggung jawab atas insiden tersebut. Beberapa media Ukraina mengklaim bahwa, kebakaran itu adalah hasil dari serangan Ukraina.