REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Maskapai-maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) menerima keluhan empat kali lebih banyak pada April dibandingkan sebelum pandemi. Hal itu karena anjloknya jumlah pesawat yang datang tepat waktu.
Departemen Transportasi AS (USDOT) mengumumkan pada Kamis (23/6/2022) bahwa pihaknya menerima 5.079 keluhan layanan penerbangan pada April. Angka itu meroket lebih dari 320 persen dibandingkan jumlah keluhan pada April 2019, yang hanya mencapai 1.205.
Pelaku perjalan menjalani musim panas yang sulit ketika maskapai memperkirakan bahwa permintaan akan mencetak rekor, sementara jumlah staf berkurang. Ribuan pekerja telah meninggalkan industri itu sejak awal pandemi COVID-19.
Para penumpang udara menghadapi antrean panjang, bandara yang sesak, dan minimnya kursi yang tersedia. USDOT mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk memastikan penumpang pesawat terlindungi secara adil, dan prihatin dengan pembatalan jadwal dan gangguan penerbangan baru-baru ini.
Departemen itu mengatakan 32 persen keluhan adalah tentang pengembalian dana dan 31 persen terkait penundaan penerbangan dan masalah lain.
Pada April 2022, maskapai-maskapai besar mencatat tingkat ketepatan waktu kedatangan 76 persen, turun dari 77,2 persen pada Maret dan berada di bawah tingkatan April 2019 yang tercatat 79,8 persen, menurut laporan itu. Jumlah penerbangan yang dioperasikan pada April mencapai 566.893, sekitar 87 persen dari jumlah penerbangan pada April 2019.
Sepuluh maskapai terbesar membatalkan 2,3 persen penerbangan domestik pada April, turun sedikit dari 2,4 persen yang dibatalkan pada April 2019.
Delta Air Lines mencatat persentase kedatangan tepat waktu dengan 81,9 persen, disusul oleh United Airlines (80,9 persen) dan Hawaiian Airlines (80,8 persen). JetBlue Airways membukukan performa tepat waktu paling rendah dengan 53,3 persen, diikuti oleh Frontier Airlines (58,4 persen) dan Spirit Airlines (58,5 persen).
JetBlue mengatakan pada April pihaknya akan mengurangi jumlah jadwal yang direncanakan selama musim panas sebesar lebih dari 10 persen karena masalah operasional. Airlines for America, kumpulan maskapai penerbangan besar, mengatakan pihaknya dan pemerintah federal sedang berusaha "untuk mengatasi masalah operasional dan mencapai tingkat layanan konsumen tertinggi sembari memprioritaskan keselamatan semua pelaku perjalanan."
USDOT berencana mengumumkan aturan formal yang mensyaratkan maskapai untuk segera mengembalikan dana kepada penumpang jika ada pembatalan atau membuat perubahan signifikan, seperti tetap mengembalikan dana meskipun tiketnya bersifat non-refundable.
Pada Juli 2021, USDOT mengusulkan aturan baru yang mengharuskan maskapai mengembalikan ongkos jika terjadi penundaan signifikan pada barang bawaan dan jika layanan kabin seperti Wi-Fi tidak berfungsi.