Jumat 24 Jun 2022 23:21 WIB

Presiden Jokowi Sambangi Ukraina di Tengah Optimisme Negara Itu Gabung ke Uni Eropa

Ukraina menyadari, status kandidat UE belum berarti keanggotaan langsung.

Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, (16/6/2022).
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, (16/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Kiev di Ukraina, hari ini, pasca-Uni Eropa secara resmi memberikan status kandidat anggota menjelang digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 atau G7 Summit di Jerman.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan ucapan syukur bahwa pekan lalu Komisi Eropa merekomendasikan Dewan Eropa untuk memberikan status calon Uni Eropa kepada Ukraina. 

Baca Juga

“Kami menyambut baik keputusan positif yang datang sebagai hasil dari penilaian berdasarkan prestasi dari Ukraina yang telah menerapkan banyak reformasi dan membuat kemajuan besar di jalur integrasi Eropa,” kata dia.

Ia menjelaskan, dengan status kandidat UE akan menempatkan Ukraina ke dalam proyek integrasi Eropa dan mengakhiri dekade ambiguitas pasca menyatakan merdeka dari Uni Soviet.

Sementara bagi Uni Eropa, pemulihan hubungan Ukraina dengan negara-negara Benua Biru secara praktis akan memperkuat visi Eropa yakni utuh, bebas, dan damai. Ini akan menjadi kontribusi terbesar bagi masa depan Eropa selama bertahun-tahun.

Pemberian status akan menjadi langkah politik yang kuat bagi kedua pihak. Bagi Ukraina keputusan Komisi Eropa akan membawa kemenangan Ukraina lebih dekat dan memberikan sinyal politik yang kuat kepada Rusia bahwa Uni Eropa terus mendukung Ukraina.

“Sementara bagi Ukraina, keputusan pemberian status kandidat Uni Eropa akan memberikan dorongan besar untuk transformasi positif lebih lanjut dari negara Ukraina yang sejak 2014 mendapat gangguan dari Rusia,” kata dia.

Meski demikian, lanjutnya, Ukraina sepenuhnya menyadari bahwa status kandidat UE belum berarti keanggotaan langsung dan masih ada jalan yang harus ditempuh hingga kami memenuhi kriteria Kopenhagen yang diperlukan untuk bergabung dengan UE.

Diketahui Ukraina telah menerapkan sekitar 70% aturan, standar, dan norma Uni Eropa. Kepemimpinan dan masyarakat Ukraina 100% bertekad untuk menerapkan reformasi lebih lanjut agar Ukraina memenuhi kriteria Kopenhagen.

Kriteria Kopenhagen ditetapkan pada Pertemuan Dewan Eropa di Kopenhagen pada Juni 1993 yang menetapkan apakah suatu negara layak untuk bergabung dengan Uni Eropa, kriteria tersebut antara lain meliputi adopsi demokrasi, mempunyai dasar hukum, menghormati Hak Asasi Manusia dan kaum minoritas. 

Negara kandidat Uni Eropa menganut asas ekonomi pasar dan mempunyai kapasitas untuk mengatasi tekanan persaingan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kewajiban sebaai anggota Uni Eopa.

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut langkah Uni Eropa untuk menerima Ukraina sebagai calon anggota merupakan kemenangan.

"Ini adalah kemenangan," kata Zelenskyy sambil tersenyum dalam video singkat yang diunggah ke akun Instagram-nya, Kamis (23/6/2022).

Ia menegaskan bahwa Ukraina telah menunggu 30 tahun untuk momen tersebut. Zelenskyy berjanji untuk tidak berhenti berusaha sampai Rusia kalah dan Ukraina menjadi anggota penuh di EU.

"Kita bisa mengalahkan musuh, membangun kembali Ukraina, bergabung dengan EU, dan kemudian kita bisa beristirahat," kata dia dengan suara rendah.

Adapun, selesai mengunjungi Ukraina, Presiden Jokowi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang, yang disebut Kremlin sebagai pertemuan sangat penting.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement