REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dilaporkan telah secara paksa mengkremasi jenazah para warganya yang diduga meninggal akibat Covid-19. Meski sudah secara terbuka mengumumkan memiliki kasus Covid-19, tak ada yang tahu secara pasti seberapa parah wabah itu berlangsung di negara tersebut.
Laman Daily NK, mengutip seorang sumber yang tinggal di Provinsi Pyongan Utara, mengungkapkan, otoritas Korut telah melarang keluarga korban untuk menguburkan anggota keluarganya yang meninggal akibat Covid-19. “Para petugas pengendalian penyakit berkerumun dan mengkremasi mayat orang-orang yang meninggal karena dugaan infeksi Covid-19. Pemerintah mengintimidasi keluarga, mengancam mereka dengan hukuman berat jika mereka melanjutkan dan mengubur mayat (sendiri),” kata sumber itu kepada Daily NK, dilaporkan pada Senin (27/6/2022).
Di awal pandemi, banyak negara mengkremasi jenazah para korban Covid-19. Hal itu menjadi bagian dari upaya pencegahan penyebaran penyakit. Namun untuk melakukannya, pihak keluarga harus memberi persetujuan. Di Korut, otoritas atau petugas tidak memberikan penjelasan kepada pihak keluarga tentang pengaturan pemakaman. Tanpa persetujuan keluarga, mereka mengkremasi para pasien atau terduga pasien Covid-19 yang meninggal.
"Mereka yang berduka berkelahi dengan petugas pengendalian penyakit, menuduh mereka mencegah keluarga melakukan apa yang mereka inginkan dengan orang yang mereka cintai yang sudah meninggal. Di distrik saya juga, banyak orang telah meninggal, dan cara menangani mayat-mayat itu sepenuhnya sama,” kata sumber yang dikutip Daily NK.
Sepengetahuannya, hanya sedikit anak muda yang meninggal. Sebagian besar korban Covid-19 atau terduga Covid-19 adalah anak-anak kekurangan gizi, orang tua, dan keluarga yang sekarat. “Mereka tidak pernah memberi tahu kami angka pastinya (jumlah korban) karena mereka khawatir membuat kami takut,” ucapnya.
Sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020, Korut telah menutup semua akses perbatasannya. Ketika hampir seluruh negara di dunia berjuang mengatasi wabah, Korut sama sekali tak melaporkan penemuan kasus Covid-19. Namun klaim itu banyak diragukan para ahli kesehatan.
Pada 12 Mei lalu, Korut akhirnya mengumumkan penemuan kasus Covid-19 pertamanya. Ratusan ribu warganya telah mengalami demam dan diduga terinfeksi Covid-19. Kendati demikian, Pyongyang mengklaim berhasil mengatasi dan mengendalikan kondisi tersebut.
Banyak pihak mengkhawatirkan merebaknya wabah Covid-19 di Korut. Terisolasi secara ekonomi akibat sanksi, membuat sistem kesehatan di sana dinilai rapuh. Awal bulan ini, kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan, saat ini Korut sedang memperluas produksi pasokan obat-obatan esensial. Namun tak dijelaskan berapa banyak obat yang diproduksi.
Selain itu, KCNA mengungkapkan, Korut juga telah mengerahkan tim untuk mendistribusikan makanan serta obat-obatan kepada warga di seluruh wilayah. Petugas medis pun dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.