REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Ribuan orang menggelar aksi demonstrasi untuk memprotes konferensi tingkat tinggi (KTT) Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Madrid, Spanyol, Ahad (26/6/2022) waktu setempat. Para pendemo mengibarkan bendera palu arit bekas Uni Soviet untuk menentang KTT NATO di Madrid yang digelar pekan ini.
Di tengah keamanan yang ketat, para pemimpin negara-negara anggota NATO akan bertemu di Madrid pada 29-30 Juni. KTT ini akan menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari invasi Rusia ke Ukraina.
NATO diperkirakan akan mempertimbangkan permintaan Finlandia dan Swedia untuk bergabung. Negara-negara Nordik mengajukan keanggotaan NATO setelah serangan Rusia di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut perang itu sebagai operasi militer khusus yang menurutnya sebagian menanggapi aksesi NATO dari negara-negara lain di dekat perbatasan Rusia pasca-Soviet sejak 1990-an.
"Tank ya, tapi bir dengan tapas," teriakkan para demonstran, yang mengklaim peningkatan pengeluaran pertahanan di Eropa yang didesak oleh NATO sebagai ancaman bagi perdamaian.
"Saya muak (dengan) bisnis senjata dan pembunuhan orang ini. Solusi yang mereka usulkan adalah lebih banyak senjata dan perang dan kami selalu membayarnya. Jadi, tidak ada NATO, tidak ada pangkalan (tentara), biarkan Amerika pergi dan tinggalkan kami sendirian tanpa perang dan senjata," kata Concha Hoyos, seorang pensiunan penduduk Madrid.
Pemrotes lain, Jaled (29 tahun) mengatakan NATO bukanlah solusi untuk perang di Ukraina. Penyelenggara mengeklaim 5.000 orang bergabung dengan aksi demo ini, tetapi pihak berwenang di Madrid menyebutkan jumlahnya 2.200.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan, bahwa KTT NATO juga akan fokus pada ancaman dari sisi selatan Eropa di Afrika. Menurutnya Rusia merupakan ancaman bagi Eropa.
"Makan malam para menteri luar negeri pada tanggal 29 akan dipusatkan di sisi selatan," katanya kepada surat kabar El Pais.
Para pemimpin NATO akan bersidang di Madrid pada 29-30 Juni. Setiap keanggotaan NATO memerlukan persetujuan dari 30 anggota aliansi. Turki telah menjadi sekutu NATO selama lebih dari 70 tahun dan memiliki tentara terbesar kedua aliansi itu.