REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kelompok G7 mengecam keras serangan Rusia ke sebuah mal di Kremenchuk, Ukraina. Sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya masih dinyatakan hilang akibat serangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin negara anggota G7 mengatakan, serangan ke mal di Kremenchuk merupakan tindakan keji. “Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," kata para pemimpin anggota G7 yang sedang melangsungkan pertemuan puncak di Elmau, Jerman, dikutip laman Euronews, Selasa (28/6/2022).
PBB pun turut bereaksi. Ia mengatakan, serangan ke mal di Kremenchuk adalah kejadian menyedihkan. PBB menegaskan, infrastruktur sipil tidak boleh menjadi target dalam pertempuran. Dewan Keamanan PBB diagendakan menggelar pertemuan darurat di New York untuk membahas serangan tersebut.
Serangan ke mal di Kremenchuk terjadi ketika para pemimpin negara anggota G7 menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Ukraina. Pada saat bersamaan, mereka pun menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak serta tariff barang yang lebih tinggi.
Komando angkatan udara Ukraina mengungkapkan, mal di Kremenchuk dihantam dua rudal jarak jauh X-22 yang ditembakkan dari pembom Tu-22M3, Senin (27/6/2022). Rudal tersebut meluncur dari lapangan terbang Shaykovka di wilayah Kaluga Rusia.
Kobaran api dan kepulan asap seketika menyembul dari bangunan mal setelah serangan terjadi. Tim pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi segera berjibaku memadamkan api. Tentara Ukraina turut membantu proses pencarian korban.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, saat serangan terjadi, terdapat lebih dari 1.000 orang di pusat perbelanjaan tersebut. “Bahkan tidak mungkin membayangkan jumlah korban. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari Rusia,” ujarnya lewat aplikasi perpesanan Telegram.
Kremenchuk adalah kota industri berpenduduk 217 ribu jiwa. Ia terletak di Sungai Dnipro di wilayah Poltava. Kilang minyak terbesar Ukraina berada di wilayah tersebut. Gubernur Poltava Oblast Dmytro Lunin mengecam serangan Rusia ke pusat perbelanjaan di Kremenchuk. “Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil,” ujarnya.
Menurut Lunin, tidak ada fasilitas militer yang bisa dibidik di dekat lokasi serangan. Lunin mengatakan, masih terlalu dini untuk menghitung jumlah korban tewas akibat serangan tersebut. Sementara itu Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengklaim serangan ke mal tersebut merupakan provokasi Ukraina. Dia tak memberikan bukti apa pun terkait pernyataannya.