REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Kantor hak asasi manusia PBB pada Selasa (28/6/2022) melaporkan sebanyak 306.887 warga sipil telah tewas di Suriah selama konflik sejak Maret 2011. Ini adalah perkiraan tertinggi PBB di negara yang didera konflik itu.
"Analisis ini akan memberikan rasa yang lebih jelas tentang tingkat keparahan dan skala konflik," ujar Kepala HAM PBB Michelle Bachelet, Selasa.
Ia menambahkan bahwa korban tewas termasuk mereka yang tewas sebagai akibat langsung dari operasi perang dan bukan mereka yang meninggal karena kurangnya perawatan kesehatan atau akses ke makanan atau air bersih.
"Angka korban terkait konflik dalam laporan ini bukan sekadar kumpulan angka abstrak, tetapi mewakili individu manusia. Dampak dari pembunuhan masing-masing dari 306.887 warga sipil ini akan memiliki dampak yang mendalam dan bergema pada keluarga dan komunitas tempat mereka berasal," kata Bachelet.
Laporan tersebut mencatat bahwa, tingkat korban sipil dalam 10 tahun terakhir mewakili 1,5 persen yang mengejutkan dari total populasi Republik Arab Suriah pada awal konflik. Hal ini meningkatkan keprihatinan serius atas kegagalan pihak-pihak dalam konflik untuk menghormati norma-norma hukum humaniter internasional tentang perlindungan warga sipil