Rabu 29 Jun 2022 11:32 WIB

Lunch-flation Desak Karyawan Korsel Potong Biaya Makan Siang

Harga makan siang di Korsel melonjak lebih dari 10 persen.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Restoran halal di Seoul. Lunch-flation memaksa karyawan di Korsel potong biaya makan siang.
Foto:

Bank of Korea memperkirakan setiap kenaikan harga produk pertanian impor sebesar satu persen akan mendorong harga makanan olahan sebesar 0,36 persen pada tahun depan dan harga restoran sebesar 0,14 persen dalam tiga tahun ke depan. Beberapa operator mengatakan pengunjung harus mengharapkan kenaikan harga yang lebih besar.

"Faktanya, saya perlu menaikkan harga lebih tinggi lagi," kata Lee Sang-jae,yang menjalankan restoran galbitang di distrik pusat Seoul dan telah menaikkan harga dua kali tahun ini, menjadi 12.000 won dari 10.000 won.

"Sebaliknya, saya menyerahkan sebagian dari margin keuntungan saya, karena saya juga harus mempertimbangkan dompet ringan pekerja kantoran akhir-akhir ini," ujarnya.

Dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan sumber daya manusia Incruit bulan lalu, 96 persen dari 1.004 pekerja kantoran mengatakan sekarang merasa harga makan siang membebani. Beberapa di antaranya hampir setengahnya mencari cara untuk memotong pengeluaran makan siang.

Tapi, waktu makan siang dianggap sakral di kalangan pekerja kantoran di Korea Selatan. Jam makan siang digunakan sebagai waktu berbaur dengan teman dan kolega lebih lama.

"Ini jauh lebih murah daripada pergi ke restoran, tapi kekurangannya adalah kita tidak bisa makan siang sama sekali di sini," kata Ku Dong-hyun yang sedang makan mie ramen dan gimbap dari GS25 untuk makan siangnya.

Banyak restoran kecil masih mendapat manfaat dari bangkitnya kembali budaya makan malam setelah berbulan-bulan aturan jarak sosial yang disebabkan oleh Covid-19. Namun, para ekonom memperingatkan tekanan yang berkepanjangan pada harga konsumen akan membebani konsumsi.

"Daya beli riil menyusut di tengah tekanan inflasi yang kuat, tetapi orang tidak ingin mengurangi pertemuan malam yang baru mereka mulai, sementara pada makan siang mereka bisa," kata kepala ekonom di Meritz Securities Lee Seung-hoon. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement