REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Olahraga Inggris Nadine Dorries mengatakan ia berharap lembaga olahraga memastikan kompetisi perempuan hanya untuk atlet yang lahir sebagai perempuan. Hal ini ia sampaikan usai bertemu sejumlah lembaga olahraga.
Pernyataannya Selasa (28/6/2022) disampaikan beberapa hari setelah badan olahraga renang dunia FINA membatasi partisipasi atlet transgender dari pria-ke-wanita dalam kompetisi elit. Bila mereka sudah mengalami pubertas sebagai laki-laki.
Keputusan FINA yang paling ketat di antara lembaga cabang olahraga Olimpiade mendorong badan cabang olahraga lain mengumumkan akan meninjau ulang kebijakan mereka tentang atlet transgender. "Kami tidak bisa berpura-pura jenis kelamin tidak berpengaruh langsung pada performa atletik seseorang," kata Dorries di Twitter.
"Meminta perempuan dan gadis remaja untuk bersaing dengan seseorang yang secara biologis lahir sebagai laki-laki itu tidak adil, hari ini saya memutuskan menegaskan posisi saya: saya berharap lembaga olahraga untuk mengikuti kebijakan kompetisi perempuan harus untuk orang yang lahir berjenis kelamin perempuan," tambahnya.
Perdebatan semakin intensif setelah perenang University of Pennsylvania Lia Thomas menjadi transgender pertama yang memenangkan kompetisi gaya bebas 500 yard liga mahasiswa atau Division I NCAA awal tahun ini.
FINA juga mengatakan akan membentuk kelompok kerja untuk mendirikan kategori "terbuka" bagi atlet transgender. Langkah yang Dorries dukung tapi ia menambahkan keadilan "harus menjadi prioritas di atas segalanya."
"Kami harus melakukan dalam cara yang melindungi dan menunjukkan belas kasih pada semua atlet," katanya.
"Beberapa arahan yang jelas sudah lama tertunda, tidak hanya bagi atlet, tapi juga penyelenggara dan penggemar. Jelas ada lebih banyak yang harus dilakukan untuk membuat olahraga lebih adil bagi atlet wanita," tambah Dorries.