Rabu 29 Jun 2022 16:14 WIB

Disambut Antusias Murid Australia, Indonesia Goes to School Kenalkan Rupiah dan Tari Bali

Indonesia Goes to School tersebut juga mengenalkan produk Indonesia.

KBRI Canberra dan KJRI Sydney mengenalkan rupiah, produk Indonesia, dan Tari Bali di program  Indonesia Goes to School  yang diadakan  di Cardijn College, Adelaide, Australia, Senin  (27/6/2022).
Foto: Dok KBRI Canberra
KBRI Canberra dan KJRI Sydney mengenalkan rupiah, produk Indonesia, dan Tari Bali di program Indonesia Goes to School yang diadakan di Cardijn College, Adelaide, Australia, Senin (27/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- KBRI Canberra dan KJRI Sydney kembali menggelar program Indonesia Goes to School yang kali ini diselenggarakan di Cardijn College, Adelaide, Senin  (27/6/2022). Program yang diselenggarakan setelah acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KBRI Canberra dan Catholic Education South Australia (CESA) ini disambut antusias 28 murid kelas 7, 8 dan 9 Cardijn College.

Program Indonesia Goes to School kali ini terdiri dari dua  kegiatan yang dilaksanakan secara paralel, yakni simulasi jual beli dan workshop Tari Bali. Simulasi jual beli dibawakan oleh Farih Mufti, konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Sydney. 

Simulasi diawali dengan pengenalan mata uang rupiah dan beberapa produk makanan dan minuman Indonesia, seperti mie instan, teh kemasan, kopi, permen, wafer, dan makanan ringan lainnya. Sejumlah kerajinan dan produk UMKM Indonesia turut ditawarkan, seperti boneka, topi, kalung asesoris, sepatu, sandal, tas, dan peralatan makan bambu. Berbagai produk yang ditawarkan merupakan bentuk dukungan yang diberikan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney dan usaha milik diaspora Indonesia di Sydney yang menjual produk UMKM, Two Baskets.

Para murid kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok penjual dan pembeli yang keduanya dibekali sampel uang rupiah dan khusus penjual dibekali aneka produk Indonesia. Dalam waktu 15 menit, penjual diminta untuk menjual seluruh barang dengan profit semaksimal mungkin, sementara pembeli diminta unutk membeli seluruh barang dengan harga serendah mungkin. Kegiatan ini mengasah kemampuan menawar para murid, serta sarana pembelajaran dalam pengenalan beberapa kosa kata Bahasa Indonesia yang sangat berguna ketika mereka berkunjung dan berbelanja di tempat-tempat wisata di Indonesia.

Sementara itu, workshop Tari Bali dibawakan oleh I Gede Eka Riyadi, staf Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra. Pria yang biasa disapa Bli Gede ini mempresentasikan dua Tari Topeng Bali, yakni Tari Topeng Jenaka dan Tari Topeng Orang Tua, serta sejarah dan filosofi kedua jenis tari tersebut. Dengan menggunakan kostum tarian lengkap, Bli Gede memperagakan Tari Topeng dan mengajak para murid untuk ikut menari. Para murid mengikuti gerakan demi gerakan secara antusias.

Mimi Thorpe, diaspora Indonesia yang berasal dari Aceh dan menjadi guru Bahasa Indonesia di Cardijn College, menyampaikan terima kasih kepada KBRI Canberra dan KJRI Sydney yang telah menyelenggarakan program Indonesia Goes to School dengan kegiatan simulasi jual beli dan workshop tari Bali yang sangat bermanfaat.

Kaine Ewin, murid kelas 9, mengungkapkan bahwa simulasi jual beli sangat menyenangkan karena selain mempraktikkan kemampuan tawar-menawar, ia juga merasakan lezatnya produk makanan dan minuman Indonesia. “Workshop tari Bali sangat keren,” ujar Kaelan Flatman, murid kelas 9, yang berkesempatan mengikuti gerakan tari Bali bersama murid-murid lainnya, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/6).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa asing popular yang telah menjadi bagian dari program pembelajaran di Cardijn College selama 20 tahun. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib bagi murid kelas 7 dan 8, serta pelajaran pilihan bagi murid kelas 9-12.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement