REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Pemerintah Yordania berjanji akan menyelidiki insiden jatuhnya tangki gas klorin di Pelabuhan Aqaba. Insiden itu menewaskan sedikitnya 13 orang dan sekitar 200 lainnya dirawat di rumah sakit.
“(Raja Abdullah II) menekankan perlunya memberikan penjelasan transparan kepada publik setelah penyelidikan selesai, serta mengidentifikasi kekurangan dan meminta pertanggungjawaban mereka secara hukum,” kata istana kerajaan Yordania dalam sebuah pernyataan, Selasa (28/6/2022).
Raja Abdullah II turut menyampaikan belasungkawa kepada para korban. Perdana Menteri Yordania Bisher al-Khasawneh telah mengunjungi lokasi jatuhnya tangki gas klorin di Pelabuhan Aqaba pada Selasa. Menurut dia, konsentrasi gas di sana sudah kembali normal. Ia mengungkapkan, sebagian besar operasi pelabuhan telah dilanjutkan kembali, kecuali lokasi jatuhnya tangki.
Juru bicara pemerintah Yordania, Faisal Al-Shboul, mengungkapkan, dari 13 orang yang tewas, delapan di antaranya adalah warga Yordania. Sementara lima lainnya warga negara asing. Di antara korban luka, terdapat pula warga Cina dan Vietnam.
Pada Senin (27/6/2022) lalu, sebuah tangki gas klorin yang sedang diangkut dan hendak dipindahkan ke kapal oleh kendaraan derek jangkung tiba-tiba jatuh dan meledak. Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, gumpalan gas beracun berwarna kuning seketika menyebar dan membuat sejumlah pegawai pelabuhan berlarian menyelamatkan diri.
Klorin adalah bahan desinfektan dan pemurnian air yang banyak digunakan. Namun jika terhirup, gas berubah menjadi asam klorida. Asam klorida dapat menyebabkan kebakaran di dalam tubuh dan membuat efek tenggelam melalui pelepasan air secara reaksioner di paru-paru.