Kamis 30 Jun 2022 19:15 WIB

Rusia dan China Kecam Pernyataan NATO

NATO sebut Rusia ancaman langsung dan China tantangan serius

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg (kiri), dan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez (kanan), menyambut Presiden AS, Joe Biden (tengah), pada hari pertama KTT NATO. Rusia dan China mengecam keras pernyataan NATO yang menyebut Rusia sebagai ancaman langsung dan China sebagai tantangan serius
Foto:

Namun ketegangan antara sekutu NATO juga muncul karena naiknya harga energi dan kebutuhan pokok lain. Sebagian karena perang dan sanksi keras Barat pada Rusia. Juga terdapat ketegangan bagaimana perang akan berakhir dan apa konsesi bagi Ukraina, bila ada.

Uang masih menjadi isu sensitif, hanya sembilan dari 30 anggota NATO yang saat ini memenuhi target pengeluaran pertahanan yakin 2 persen dari Produk Domestik Bruto. Dalam pertemuan itu NATO merilis Konsep Strategis baru yang merupakan prioritas dan tujuan satu dekade aliansi itu.

Pada Konsep Strategi terakhir yang dirilis 2010 NATO menyebut Rusia sebagai "mitra strategis". Kini NATO menuduh Rusia menggunakan "koersi, subversi, agresi dan aneksasi" untuk memperluas jangkauannya. Dokumen 2010 itu tidak menyinggung Cina tapi yang baru mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dan jangkauan militer Beijing.

"China bukan musuh kami, kami harus memperjelas mengenai tantangan serius yang ditunjukan," kata Stoltenberg.

NATO mengatakan China "berusaha menumbangkan tata internasional berbasis peraturan, termasuk di luar angkasa, siber dan maritim." Aliansi itu juga memperingatkan hubungan dekatnya dengan Rusia.

Namun Nato itu mengatakan masih "membuka keterlibatan konstruktif" dengan Beijing.  China menyerang balik NATO yang menuduhnya sebagai sumber instabilitas dan bersumpah membela kepentingannya.

"Karena NATO memposisikan China sebagai 'tantangan sistemik' kami harus memberikan perhatian dan merespon dalam cara yang terkoordinir. Ketika sampai ada tindakan yang mengganggu kepentingan China, kami akan memberikan respon yang kuat dan tegas," kata Beijing dalam pernyataannya.

NATO juga menekankan diperlukan upaya untuk mengatasi instabilitas politik di kawasan Sahel, Afrika dan di Timur Tengah yang semakin parah oleh "perubahan iklim, institusi yang rapuh, darurat kesehatan dan ketahanan pangan." Masalah yang mendorong semakin banyak imigran ke Eropa. Spanyol dan negara-negara Eropa lain yang menampung banyak imigran mendorong hal ini menjadi fokus baru.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement