REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, tekanan politik dan serangkaian sanksi Barat telah mendorong percepatan integrasi Belarus dengan Rusia. Putin pada Jumat (1/7/2022) mengatakan, penyatuan Rusia dengan Belarus bertujuan untuk mengembangkan kompetensi baru dan memperluas kerja sama dengan negara sahabat.
"Tekanan (Barat) itu mendorong kami untuk mempercepat proses penyatuan. Ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian akibat sanksi ilegal, mempermudah penguasaan output produk yang dibutuhkan, mengembangkan kompetensi baru, dan memperluas kerja sama dengan negara sahabat,” kata Putin, dilansir Aljazirah, Jumat (1/7/2022).
Belarus telah bergerak untuk berintegrasi dengan Rusia sejak menandatangani perjanjian pada 1997. Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat hubungan setelah pembubaran Uni Soviet. Di bawah Union Treaty, setiap negara bagian tetap berdaulat. Namun memberikan hak tinggal dan kewarganegaraan kepada warga negara lainnya.
Antusiasme Presiden Belarus, Alexander Lukashenko terhadap Moskow telah meningkat. Dia menjadi lebih dekat ke Putin pada 2020, ketika Rusia memberikan dukungan kepada tindakan keras Minsk terhadap protes anti-pemerintah. Pada 24 Februari tahun ini, Lukashenko mengizinkan Rusia untuk menggunakan Belarus sebagai pangkalan ketika Moskow meluncurkan invasi ke Ukraina.
Awal pekan ini, para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), mengecam integrasi militer Belarus dengan Moskow dalam kerangka strategis baru. Integrasi ini merupakan ancaman langsung bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, Rusia dan Belarus harus mengambil tindakan bersama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan kesiapan tempur pasukan mereka. Pada Ahad (26/6/2022) Putin mengatakan, Rusia akan segera menempatkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir di Belarus. Sementara pada Kamis (30/6/2022) Lukashenko mengatakan, Rusia “harus siap” menanggapi ancaman nuklir dari kekuatan Barat.
Rekomendasi
-
Aksi Pro-Palestina Terbesar Australia: 300 Ribu Orang Padati Jembatan Sydney
-
-
Ahad , 03 Aug 2025, 17:35 WIB
Makanan Sudah Boleh Masuk Gaza, Tapi Israel Menjarah dan Buat Kacau Pengiriman Bantuan
-
Ahad , 03 Aug 2025, 13:19 WIB
Pasar Gelap Obat Palsu: Maunya Langsing Malah Ancam Nyawa
-
Ahad , 03 Aug 2025, 12:19 WIB
Amazon Kolombia Terkoyak: Lonjakan Deforestasi 43 Persen Ancam Paru-Paru Dunia
-
Ahad , 03 Aug 2025, 11:18 WIB
Sepakati Tarif Dagang AS Buat UE jadi Ketergantungan Energi Fosil
-