Sabtu 02 Jul 2022 21:24 WIB

Warga Afsel Alami Pemadaman Listrik Bergilir

Pemadaman listrik bergilir telah dialami selama bertahun-tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
Bendera Afrika Selatan
Foto: EPA
Bendera Afrika Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Warga Afrika Selatan berjuang dalam kegelapan untuk mengatasi peningkatan pemadaman listrik. Kondisi tersebut melanda rumah tangga dan bisnis di seluruh negeri.

Pemadaman listrik bergilir telah dialami selama bertahun-tahun tetapi minggu ini utilitas listrik milik negara Eskom memperpanjangnya. Keputusan itu membuat beberapa penduduk dan bisnis tanpa listrik selama lebih dari sembilan jam sehari.

Baca Juga

Pemogokan oleh pekerja Eskom menambah kesengsaraan utilitas termasuk kerusakan pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua. belum lagi kapasitas pembangkit yang tidak mencukupi dan terjadinya korupsi.

Kepala eksekutif Eskom Andre de Ruyter mengatakan krisis tersebut mendapat perhatian serius. Dia secara pribadi telah memberi tahu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa tentang tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menjaga lampu tetap menyala.

Pemadaman listrik berkepanjangan melanda Afrika Selatan pada bulan-bulan musim dingin di belahan bumi selatan. Saat itu banyak rumah tangga bergantung pada listrik untuk panas, penerangan, dan memasak.

Usaha kecil dan besar harus tutup untuk waktu yang lama atau menghabiskan sejumlah besar bahan bakar diesel dalam mengoperasikan generator. Kemarahan dan frustrasi tersebar luas di antara pemilik bisnis dan pelanggan akibat pemadaman listrik yang disebut Eskom sebagai pelepasan beban.

Para ahli memperingatkan, pemadaman listrik akan tetap ada danperlu waktu bertahun-tahun untuk secara substansial meningkatkan kapasitas menghasilkan listrik. Afrika Selatan menambang batu bara dan sangat bergantung pada pembangkit listrik tenaga batu bara yang menyebabkan polusi udara yang nyata. Negara ini ingin meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya dan sumber terbarukan lainnya.

"Gambaran besarnya adalah bahwa kami setidaknya mengharapkan (pemadaman listrik besar-besaran) musim dingin ini," kata pakar energi Hilton Trollip.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement