REPUBLIKA.CO.ID, HIGHLAND PARK -- Pria bersenjata yang menyerang parade Hari Kemerdekaan di pinggiran kota Chicago secara legal membeli dua senapan bertenaga tinggi dan tiga senjata lainnya. Pada 2019 pihak berwenang pernah mendatangi rumah tersangka sebanyak dua kali setelah dia mengancam bunuh diri dan melakukan kekerasan.
Seorang juru bicara Satuan Tugas Kejahatan Besar Lake County, Christopher Covelli, mengatakan, tersangka menggunakan senapan bertenaga tinggi mirip dengan AR-15. Pelaku menembakkan lebih dari 70 peluru dari atas gedung komersial ke kerumunan penonton yang berkumpul untuk menyaksikan parade di Highland Park.
Covelli mengatakan, tersangka secara legal membeli senapan dalam satu tahun terakhir. Secara keseluruhan pelaku membeli lima senjata api yang ditemukan di kediaman ayahnya. Penyelidik yang telah menginterogasi tersangka dan meninjau unggahan di media sosialnya. Menurut Covelli, polisi belum menentukan motif serangan atau menemukan indikasi bahwa dia menargetkan korban berdasarkan ras, agama, atau status perlindungan lainnya, Pihak berwenang belum mengajukan tuntutan pidana terhadap pria bersenjata tersebut.
Kepala Polisi Highland Park, Lou Jogmen mengidentifikasi pelaku sebagai Robert E. Crimo III yang berusia 22 tahun. Jogmen mengatakan, Crimo berusaha melarikan diri ketika seorang petugas polisi menghentikan lalu lintas. Kemudian polisi melakukan pengejaran singkat dan berhasil menangkap pelaku.
Beberapa jam setelah penembakan, polisi merilis foto Crimo dan memperingatkan bahwa dia kemungkinan bersenjata dan berbahaya. Crimo sempat menghindari penangkapan dengan berdandan dan berpakaian seperti wanita. Dia juga berbaur dengan kerumunan yang melarikan diri. Crimo melarikan diri ke daerah Madison, Wisconsin, kemudian kembali ke Illionis.
"Akhirnya mereka bisa menghentikan pelaku di Lake Forest. Pelaku telah ditahan tanpa insiden," kata Jogmen.
Ayah Crimo adalah seorang pemilik toko makanan. Dia mencalonkan diri sebagai walikota pada 2019. Polisi mengatakan, pada September 2019 mereka mendapatkan panggilan telepon dari rumah tersangka. Seorang anggota keluarga Crimo menelepon polisi dan mengatakan bahwa dia mengancam akan membunuh semua orang di rumahnya.
Covelli mengatakan, ketika itu polisi menyita 16 pisau, belati dan pedang. Tetapi polisi saat itu tidak menemukan senjata api. Kemudian pada April 2019 polisi menanggapi upaya bunuh diri yang dilaporkan oleh tersangka.
Crimo, yang memiliki nama panggilan Bobby, adalah seorang rapper dengan nama panggung Awake the Rapper. Dia mengunggah puluhan video dan lagu di media sosial. Beberapa materi lagu yang dibawakan oleh Crimo berisi tentang kekerasan dan perbuatan tidak menyenangkan.
Salah satu video musik yang diunggah oleh Crimo bercerita tentang tentara "berjalan dalam kegelapan". Video itu menggambarkan seorang pria yang mengacungkan senapan, jasad yang tergelatak di tanah dan sosok lain dengan tangan di kejauhan.
Seorang pejabat penegak hukum yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, agen federal sedang meninjau profil Crimo di media sosial. Pemeriksaan awal riwayat internet Crimo menunjukkan bahwa, dia telah meneliti pembunuhan massal dan telah mengunduh banyak foto yang menggambarkan tindakan kekerasan, termasuk pemenggalan kepala.