Rabu 06 Jul 2022 11:03 WIB

Ukraina Minta Turki Bantu Selidiki Tiga Kapal Berbendera Rusia

Ukraina secara terbuka menuduh Moskow mencuri gandum sejak invasi pada 24 Februari.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ukraina telah meminta Turki untuk membantu menyelidiki tiga kapal berbendera Rusia yang diduga mencuri gandum dari Ukraina
Foto:

Dalam surat tertanggal 13 Juni menyatakan, setidaknya dua kapal mematikan sistem pelacakan sebelum memasuki pelabuhan Sevastopol. Kiev menduga gandum diambil dari wilayah yang baru saja diduduki, khususnya Kherson.  Sementara Kedutaan Ukraina di Beirut mengatakan kepada Reuters, setidaknya tujuh perusahaan yang memiliki unit penyimpanan di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia telah melaporkan kasus kriminal kepada pihak berwenang Ukraina. Tujuh perusahaan itu menuduh Rusia mencuri gandum mereka.  

Dua dari perusahaan tersebut, yaitu Ukrlandfarming dan State Food and Grain Corporation of Ukraine, mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka telah menyerahkan dokumen kepada pihak berwenang Ukraina. Tetapi mereka menolak untuk memberikan rincian. Sementara perusahaan lainnya tidak menanggapi permintaan komentar.  

Salah satu kapal yang disebutkan Kiev dalam surat 13 Juni, Mikhail Nenashev sepanjang 169 meter, berada di terminal biji-bijian Avlita Sevastopol dari 14 hingga 16 Juni. Menurut citra satelit yang ditangkap oleh Planet Labs PBC, kapal berlabuh di samping silo biji-bijian dengan derek yang menjulang tinggi di atasnya.

Menurut data pelacakan kapal Refinitiv Eikon, kapal tiba delapan hari kemudian di Iskenderun, Turki. Dalam foto dan video yang ditunjukkan oleh seorang analis geopolitik yang berbasis di Istanbul dan Kepala Konsultan Bosphorus Observer, Yoruk Isik, menunjukkan derek pelabuhan mengangkat kargo emas berisi biji-bijian dari Mikhail Nenashev ke truk pada 27 Juni di dekat pelabuhan Dortyol.

Sejak Maret, Mikhail Nenashev telah mengunjungi terminal biji-bijian Sevastopol setidaknya tiga kali sebelum tiba di Turki antara 5 dan 15 hari kemudian. Menurut citra satelit dan data pelacakan kapal, kapal tersebut menurunkan 27 ribu ton gandum di Pelabuhan Turki Derince pada 22 April. Data dari Refinitiv Eikon menunjukkan kargo dimuat di Sevastopol, Krimea.

Dalam surat tertanggal 13 Juni, Ukraina mengatakan bahwa, Mikhail Nenashev memuat 27.500 ton biji-bijian di terminal biji-bijian Avlita Sevastopol pada April. Sementara Pelabuhan Derince mengkonfirmasi bahwa mereka menerima kapal Rusia yang membawa biji-bijian, tetapi tidak mengomentari proses penyaringan. Sejauh ini kantor pusat Avlita dan seseorang di kantor Sevastopol mengaku tidak mengetahui tentang gandum Ukraina di pelabuhan.

Salah satu kapal berbendera Rusia lainnya, Matros Pozynich, berlabuh di Suriah setidaknya tiga kali dalam satu atau dua minggu setelah mengunjungi terminal biji-bijian Avlita Sevastopol. Menurut citra satelit dan data pelacakan, Kapal Matros Koshka meninggalkan terminal biji-bijian Sevastopol sebanyak tiga kali sebelum mematikan transponder kapal. Menurut citra satelit Planet Labs, kapal itu berlabuh di Suriah 10 hari kemudian.

Menurut catatan kepemilikan dari Equasis, ketiga kapal tersebut dimiliki dan dikelola oleh perusahaan Crane Marine Contractor LLC yang berbasis di Rusia dan dibeli pada Desember atau Februari.  Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari United Shipbuilding Corporation (USC). Situs web USC juga mencantumkan Crane Marine sebagai salah satu anak perusahaannya.  

Catatan perusahaan Rusia menunjukkan Crane Marine dimiliki oleh grup Caspian Energy, yang merupakan bagian dari USC. Sejauh ini Crane Marine tidak menanggapi permintaan komentar.

Amerika Serikat memberikan sanksi kepada USC pada 2014 sebagai tanggapan atas upaya Rusia yang mengacaukan Ukraina timur. Amerika Serikat mengatakan, perusahaan teknologi pertahanan milik negara itu memproduksi senjata dan membangun kapal untuk angkatan laut Rusia. Pada April, Washington memperbarui dan memperluas sanksinya terkait dengan perusahaan. Kemudian Inggris memberikan sanksi kepada USC pada  Februari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement