REPUBLIKA.CO.ID, SANTO DOMINGO -- Otoritas Republik Dominika telah mengonfirmasi kasus cacar monyet pertama yang dialami seorang pasien pria yang tiba di negara itu pada akhir Juni dari Amerika Serikat, kata Menteri Kesehatan Daniel Rivera, Rabu (6/7/2022).
Pria berusia 25 tahun itu tiba di Santo Domingo pada 28 Juni, dan tak lama kemudian diberitahu bahwa seseorang yang telah melakukan kontak dengannya di Amerika Serikat terinfeksi penyakit tersebut.
"Pria itu pergi memeriksakan diri ke dokter penyakit menular dan kemudian dirawat dalam ruang isolasi" di rumah sakit Angkatan Udara Republik Dominika, kata Rivera pada konferensi pers.
Otoritas kesehatan sedang mengamati empat orang lainnya, termasuk kerabat yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien itu sejak kedatangannya di Santo Domingo, ujar Rivera.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan berlanjutnya penularan cacar monyet di seluruh dunia dapat membuat virus mulai berpindah ke kelompok berisiko tinggi, seperti perempuan hamil, orang dengan gangguan kekebalan tubuh, dan anak-anak.
"Saya khawatir tentang penularan yang berkelanjutan karena itu akan menunjukkan bahwa virus itu membangun diri dan dapat berpindah ke kelompok berisiko tinggi termasuk anak-anak, orang dengan gangguan kekebalan, dan perempuan hamil," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan daring dari Jenewa, Rabu.
WHO sedang menyelidiki laporan anak-anak yang terinfeksi cacar monyet, termasuk dua kasus di Inggris, serta menindaklanjuti laporan di Spanyol dan Prancis. Tak satu pun dari kasus pada anak-anak yang parah.Virus tersebut kini telah diidentifikasi di lebih dari 50 negara baru di luar negara-negara di Afrika yang menjadi endemiknya.